MAROS, RAKYATSULSEL - Menindaklanjuti keluhan pedagang Kuliner PTB Maros, yang alami sepi pembeli pasca dilakukan sosialisasi penutupan akses jalan di sepanjang kawasan kuliner.
Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari bersama beberapa pimpinan OPD menggelar rapat bersama perwakilan pedagang, berlangsung di ruang rapat Wabup Maros, Kamis (26/10/2023).
Dalam hasil rapat tersebut disepakati bahwa Pemerintah kembali akan melakukan percobaan penutupan di ruas jalan kuliner kawasan pantai tak berombak (PTB) Maros.
"Jadi hari ini kita rapat bersama Dinas Pariwisata, Dishub, Satpol PP serta perwakilan pedagang, menindak lanjuti keluh kesah mereka pasca simulasi penutupan yang kami lakukan kemarin di Kawasan PTB," jelas Suhartina.
Setelah mendengarkan langsung masukan pedagang, Pemerintah pun bersepakat akan mengkaji ulang simulasi penutupan yang sempat dilakukan dan menata kawasan kuliner PTB agar kedepan para pengunjung dan pedagang tidak ada yang dirugikan.
"Insya Allah kita sudah sepakat membahas bersama perwakilan pedagang, kami sudah mendengarkan apa yang mereka inginkan, jadi kami tetap akan melakukan menutup beberapa ruas jalan utama pada malam minggu, kemudian menyediakan beberapa lokasi parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat, seperti di area MPP dan Alun-Alun, nanti ada petugas Satpol dan Dishub yang mengatur dan mengarahkan para pengunjung untuk parkir di area yang telah kami siapkan, ini kita lakukan demi kenyamanan bersama," terangnya.
Sementara itu Koordinator pedagang PTB Maros, Syukur mengatakan semenjak adanya simulasi penutupan akses jalan yang dilakukan di kawasan PTB, para pedagang mengaku alami sepi pembeli.
"Kendala pedagang yang pertama adalah pengunjung yang masuk ke ptb agak berkurang, pendapatan mereka pun turun drastis kasian," ungkapnya.
Koordinator Pedagang pun berharap agar Pemerintah bisa memberikan perhatian khusus, kepada para pedagang yang berjualan di Kawasan PTB Maros.
"Bagaimana antisipasinya supaya Pemerintah ada perhatian khusus ke pedagang ini, karena memang selama ini waktu uji coba pertama di penutupan jalan memang pedagang agak berkurang, namun penghasilan saat ini menurun, makanya pedagang meminta supaya penutupan ini kalau bisa dikasih kebijaksanaan motor bisa masuk mobil sistem dropping, supaya ada pertimbangan begitu," ungkapnya.
H. syukur menambahkan jika saat ini jumlah pedagang yang menggantungkan hidupnya di Kawasan kuliner PTB Maros berjumlah 100 orang.
"Jumlah pedagang kurang lebih 100 orang, tolonglah diberi kebijakan terbaik agar pedagang kembali mendapatkan keuntungan dalam berjualan dan pengunjung merasakan kenyamanan selama berada di PTB," tambahnya.
Sebelumnya salah seorang pedagang di PTB Maros, Nurdin Tuppu mengaku mengalami sepi pembeli sejak aturan baru tersebut diberlakukan. Bagi dia, ini sangat merugikan pedagang.
"Seharusnya dalam mengambil kebijakan itu, pemda mesti pelajari dulu kondisi yang ada di sini. Lihat dulu situasinya, jangan langsung mengambil kebijakan. Ini sangat merugikan pedagang, kalau jalan ini di tutup, karena di sini mi kasihan pendapatannya kami sebagai pedagang," ungkapnya.
Diketahui beberapa waktu lalu Dinas Pariwisata Kabupaten Maros mulai mengeluarkan kebijakan larangan bagi kendaraan untuk memasuki Kawasan Kuliner Pantai Tak Berombak (PTB).
Hal tersebut dilakukan setelah sebelumnya masyarakat mengeluhkan aktivitas kendaraan parkiran pengunjung yang terkesan semrawut, hingga terkadang menutupi sebagian akses jalan. (Ikbal)