JAKARTA, RAKYATSULSEL – Barisan Kontingen Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional III Provinsi Sulawesi Selatan yang diisi 70 orang peserta dan diiringi lagu Anging Mamiri tampak penuh semangat dalam balutan pakaian adat khas suku suku yang mendiami Sulawesi Selatan melintas di depan panggung Kehormatan.
Iring iringan Kontingen Pesparani Sulsel ini tambah semangat lagi, ketika Kakanwil Kemenag Prov. Sulsel Khaeroni bersama Ketua DWP Kanwil berdiri dari tempat duduknya melambaikan tangan dan meneriakkan Ewako Sulsel di hadapan ribuan hadirin yang memadati Auditorium Beach City International Stadium Pantai Ancol Jakarta. (Sabtu, 28/10/2023)
Event Nasional bagi Umat Katolik ini digelar pertama kali di Kota Ambon pada 2018. Adapun Pesparani Katolik II berlangsung di Kupang pada 2022 merupakan aktivitas seni budaya umat Katolik dalam bentuk pagelaran dan lomba musik liturgi dan nyanyian yang dikompetisikan. Tujuan ajang ini adalah mengembangkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan masyarakat Katolik terhadap ibadah/liturgi gerejani.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas secara resmi membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik tingkat Nasional III di Ancol, Jakarta. Di hadapan ribuan umat Katolik dari berbagai daerah di Indonesia, Menag menyampaikan apresiasi atas doktrin 100% Katolik 100% Indonesia.
“Saya ingat pesan Romo Suharyo kepada saya beberapa waktu lalu ketika sowan di kediamannya. Beliau mengatakan bahwa umat Katolik, doktrin utamanya adalah 100% Katolik 100% Indonesia. Ini kalimat sederhana tapi menginspirasi kita semua sebagai bangsa,” terang Menag
Menurut pria yang akrab disapa Gus Men ini, doktrin ini sarat akan kesadaran dan peneriman terhadap keberagaman di Indonesia. Ini penting karena Indonesia didirikan dengan ciri kodrati yang majemuk, beragam, baik dari suku, bangsa, agama dan keragaman lainnya.
“Indonesia ini berdiri, merdeka, dan kuat seperti sekarang ini karena keberbedaan dan keberagaman yang dimiliki,” sebutnya.