Demokrat, PAN, PPP, Kritis!

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan dalam kondisi kritis. Tiga partai parlemen ini terancam tidak lolos parliamentary threshold alias ambang batas parlemen pada Pemilihan Umum 2024 karena tak mampu menembus angka 4 persen. Partai Solidaritas Indonesia belum berhasil mengerek elektabilitas meski dipimpin putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.

Hasil di atas digambarkan oleh lembaga survei Charta Politika Indonesia. Dalam hasil sigi elektabilitas partai politik yang dirilis di Jakarta, Senin (6/11/2023), Demokrat meraih 3,8 persen, PPP 3,4% dan PAN 3,1%. Ketiga partai parlemen tersebut masih harus bertarung untuk mengejar parliamentary threshold.

Survei Charta Politika menjagokan PDIP berada di posisi teratas, dibuntuti Gerindra, Golkar, PKB, dan NasDem. Survei ini digelar pada 26 hingga 31 Oktober 2023 dengan melibatkan 2.400 responden. Para responden dipilih secara acak atau multistage random sampling di 38 provinsi. Metode survei dilakukan wawancara secara tatap muka. Adapun margin of error survei +/- 2% dengan tingkat kepercayaan survei 95%.

Para responden ditanyakan 'seandainya, pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR RI dilaksanakan hari ini dan diikuti oleh partai politik di bawah ini, partai apa yang Ibu/Bapak pilih?'. Hasilnya, PDIP berada di posisi tertinggi dengan elektabilitas 26,3%.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menyatakan Demokrat, PAN, dan PPP harus berjuang keras bila ingin tetap masuk ke parlemen. Perolehan elektabilitas, kata Yunarto, bisa menjadi pemicu bagi seluruh pengurus dan kader partai itu untuk memaksimalkan kerja-kerja di lapangan.

Yunarto juga menyinggung elektabilitas PSI. Meski sudah dipimpin putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, namun perolehan partai ini urung membaik. Dalam survei tersebut PSI, hanya berhasil meraih 0,9 persen.

"Walaupun balihonya banyak mengalahkan partai-partai besar lain, dan sudah punya ketum seorang anak presiden, angkanya masih di 0,9 persen," ujar Yunarto.

"Jadi Kaesang harus semangat lagi. Rajin-rajin keliling-keliling, termasuk memasang baliho dirinya dan ayahnya," sambung Yunarto.

Charta Politika juga merilis survei elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 2024. Hasilnya, pasangan salon Ganjar Pranowo-Mahfud Md unggul atas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Ganjar Pranowo-Mahfud Md 36,8%, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 34,7%, dan Anies Baswedan-Cak Imin 24,3%. Adapun tidak tahu dan tidak menjabat 4,3%.

Yunarto lantas menjelaskan hasil survei tersebut. Dia menyoroti secara khusus perbedaan tipis antara Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran.

"Tidak terlalu jauh berbeda, Ganjar dan Mahfud ada di 36,8 persen, Prabowo dan Gibran ada di angka 34,7 persen, Anies dan Cak Imin ada di angka 24,3 persen, jadi ada selisih sekitar 2,1 persen kalau kita lihat," ucap dia.

Namun demikian, menurutnya, hasil survei periode ini tidak banyak berbeda dengan periode survei sebelumnya. "Tidak terlalu banyak perubahan kalau dibandingkan dengan 13-17 Oktober untuk 3 nama," imbuh Yunarto.

Menyikapi hasil survei tersebut, Ketua Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) Partai Demokrat Sulsel, Muhammad Aslan tidak ingin menanggapi secara serius hasil survei Charta Politika Indonesia. Menurut dia, kader dan pengurus Demokrat Sulsel hanya fokus untuk bekerja agar tetap bertahan di parlemen di periode mendatang.

"Saya lihat survei selalu beda-beda. Jadi kami di Demokrat fokus bekerja agar bisa memang di Pemilu 2024 nanti," ujar dia.

Keyakinan ini, kata dia, sejak Demokrat mengikuti kontestasi politik selalu meloloskan kadernya di ke Senayan. Terbukti Pemilu 2019 lalu Demokrat mampu meraih dukungan masyarakat Indonesia lebih dari 10 juta lebih atau sekitar 7,77 persen secara nasional. Bahkan Demokrat Sulsel mampu meloloskan dua kadernya ke Senayan yakni Devi Bijak (Sulsel 3) dan Aliyah Mustika Ilham (Sulsel 1).

"Jadi kami targetkan untuk Sulsel agar mampu meraih tiga kursi dari tiga dapil yang ada," kata Aslan.

Adapun, Sekretaris PPP Sulsel, Nur Amal menyatakan hasil survei tersebut menjadi bagian penyemangat kepada kader untuk lebih serius bekerja.

"Kami sudah dua kali Pemilu dinyatakan tidak lolos ambang batas berdasarkan hasil survei yaitu Pemilu 2014 dan 2019. Tapi buktinya kami tetap lolos. Jadi mental kami tetap bisa lolos," kata Nur Amal.

Menurut dia, perolehan untuk DPR RI, ditargetkan tiga kursi dari 3 dapil yang ada. Pada Pemilu 2019, PPP tak memiliki keterwakilan di Dapil Sulsel 3 yang meliputi Luwu Raya, Tana Toraja, Toraja Utara, Pinrang, Sidrap dan Enrekang.

"Kalau caleg kami maksimal bekerja di Sulsel 3, kami yakin bisa meraih satu kursi," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN Sulsel, Andi Muhammad Irfan AB menyebutkan sangat menghargai apapun hasil survei dari lembaga tertentu. Meski begitu, kata dia, hasil akhir Pileg 2024 pula yang akan menentukan.

Oleh sebab itu, kata Irfan, PAN tetap optimistis mampu mengejar target kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tahun depan, dan juga target memenuhi ambang batas parliamentary threshold.

"Survei dari lembaga kita hargai, tapi bagi PAN hasil akhir pemilu 2024 yang menentukan. Jadi, masih optimistis elektabilitas sampai pada ambang batas PT, kami sebagai kader yakin elektabilitas partai naik," kata Irfan AB.

Ia menyebutkan bahwa target PAN secara nasional, akan lolos di Pemilu 2024 dengan raihan 60 kursi. Ia menyebutkan hasil survei tidak bisa menjadi patokan sepenuh untuk sebuah partai politik akan lolos ke Senayan atau sebaliknya.

Untuk bisa mencapai hasil elektabilitas partai naik, kata dia, sudah ada arahan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang meminta agar seluruh pengurus dan kader partai untuk terus turun ke masyarakat menyerap aspirasi rakyat.

"Sudah ada instruksi kepada pengurus partai, kader, dan para calon legislatif, bergerak secara sinergis untuk menghidupkan mesin partai, terjun langsung dan bersentuhan dengan masyarakat, menyerap aspirasi," ucap dia.

Dari data resmi KPU RI, PAN memperoleh suara nasional sebesar 6,44 persen pada Pemilu 2004. Lalu, sebesar 6,01 persen di Pemilu 2009, sebesar 7,59 persen pada Pemilu 2014, dan sebesar 6,84 persen pada Pemilu 2019.

"PAN telah siap sebagai peserta Pemilu 2024. PAN akan terus bekerja dan berbakti untuk kemajuan bangsa dan negara," ujar anggota DPRD Sulsel itu.

Pengamat antropologi politik dari Universitas Hasanuddin Tasrifin Tahara mengatakan, saat ini memang kalau dilakukan survei maka yang masih bertahan adalah partai-partai papan menengah memiliki elektabilitas rendah. Selain itu, ada partai yang saat ini memiliki kursi di parlemen dan partai yang tidak memiliki kursi di parlemen masih berada di posisi rendah hasil surveinya.

"Penyebab utama karena saat ini memang belum waktunya kampanye untuk para calon legislatif yang berimplikasi pada persepsi masyarakat hanya partai partai besar yang selama ini memiliki kursi di parlemen," ujar dia.

Menurut Tasrifin, calon legislatif petahana yang berasal dari partai besar sudah melakukan sosialisasi sejak awal, meskipun calon legislatif pendatang baru juga melakukan sosialisasi. Bedanya petahana merawat dan dekat dengan konstituen.

"Ini adalah konsekuensi partai-partai besar yang memiliki kursi di parlemen memiliki kapital yang bisa menarik suara," ujar dia.

Oleh sebab itu, saran dia partai-partai yang saat ini belum memiliki kursi di parlemen hendaknya di masa masa kampanye bisa melakukan gerakan yang masif untuk mendekati konstituen.

"Pintu masuk untuk mendekati konstituen bisa juga dilakukan saat kampanye Pilpres dengan menempel pada calon presiden dan wakil presiden yang mereka usung," imbuh dia.

Tasrifin mengatakan, tidak hanya itu, partai tersebut mampu membuat program yang unik dan rasional dalam rangka menyelesaikan persoalan yang dialami masyarakat saat ini.

"Sebagai tambahan model sosialisasi dengan menghadirkan program yang selama ini tidak memenuhi keinginan masyarakat yang diharapkan lima tahun lalu pada partai yang mereka dukung," imbuh Tasrifin. (Suryadi-Fahrullah/C)

  • Bagikan

Exit mobile version