ENREKANG, RAKYATSULSEL - Ketua DPP Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA), Andi Rukman Nurdin Karumpa (ARN) bersama Ketua DPD Nasdem Enrekang, Asman ikut berperan dalam film Rantemario.
Rantemario adalah film besutan sutradara Indra J. Mae, dengan melibatkan aktor muda yang sebagian besarnya berdarah Massenrempulu.
ARN menjelaskan, film ini sebagai kewajibannya untuk mengangkat potensi seniman Sulawesi Selatan, utamanya seniman-seniman film dari bumi Massenrempulu.
"Film ini disutradarai oleh Indra J. Mae. Tokoh utama dan sebagian besar pemain dalam film ini berasal dari Enrekang dan seratus persen pemain dan kru adalah seniman film Sulawesi Selatan," ujar ARN.
Rantemario direncanakan rampung dalam waktu dekat. Sebagai eksekutif produser, ARN berencana mengikutsertakan film ini di ajang festival film internasional di Inggris, Prancis dan Kanada.
"Selain itu, keluarga Hikma di seluruh Indonesia bisa mejadi tim marketing untuk menjual potensi sumber daya alam di Sulawesi selatan, utamanya di Enrekang," lanjut ARN.
Meski berpengalaman berakting sebagai aktor teater di usia mudanya, namun untuk bermain di depan kamera, dirinya mengaku canggung. Pengambilan gambar untuk film layar lebar baru pertama kali baginya.
"Saya juga mengajak pak Asman untuk ikut bermain. Selain itu, saya juga meminta pak Asman untuk menemani saya berkeliling ke pelosok desa melihat capaian pembangunan yang ada," kata ARN.
Dirinya mengapresiasi capaian pembangunan di masa kepemimpinan Muslimin Bando- Asman. Meskipun masih banyak hal yang masih harus ditingkatkan.
Sementara itu, Asman terlihat sangat menikmati keterlibatannya berperan di depan kamera. Sebagai pengalaman pertama, dirinya mengaku sangat antusias.
"Ini adalah pengalaman pertama saya terlibat dalam produksi film. Sebelumnya kita hanya menonton hasil karya sineas kita," kata mantan wakil bupati Enrekang periode 2018-2023.
Dirinya mengapresiasi kerja-kerja kru film. Usaha yang dilakukan oleh kru menurut dia, tidak mungkin bisa berjalan maksimal tanpa dilakukan dengan dedikasi dan usaha yang besar.
"Selama ini kita hanya menikmati film yang sudah jadi. Ternyata proses pembuatan film itu luar biasa berat. Kita harus mengapresiasi seluruh kru film ini," tutup caleg DPRD Provinsi dari Dapil Sulsel 9 ini. (Fadli)