Kunker ke Jepang, Kemenkumham Sulsel Bahas Perbandingan Indikasi Geografis Kedua Negara

  • Bagikan

Keunggulan buah semangka ini adalah dapat bertahan hingga 1,5 tahun lamanya. Budaya membuat semangka seperti ini sudah ada sejak 60 tahun yang lalu, walaupun sudah ada berbagai macam proses dan bahan yang menunjang pembuatan semangka ini, ternyata hal yang paling penting dan menentukan keberhasilan adalah kemampuan petani dalam memilih tunas yang akan dipertahankan untuk dijadikan semangka berbentuk kotak.

Dengan kemampuan yang sudah baik itupun tidak menjamin kesuksesan akan menjadi semangka yang berbentuk kotak dengan baik karena tingkat keberhasilannya sekitar 70%. Banyak terjadi peniruan ide pembuatan semangka ini di tempat lain, dengan model atau bentuk yang berbeda seperti bentuk hati, piramida, bintang, segitiga dan yang lainnya.

Namun hal tersebut selalu gagal. Penjualan produk IG semangka ini sudah menembus pasar internasional, diantaranya ke Dubai (Uni Emirat Arab), Bangkok (Thailand), Singapura, Taiwan dan Kanada.

Diketahui bahwa Delegasi Indonesia yang terdiri dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham R.I. dan Kantor Wilayah Kemenkumham Sulawesi Selatan melakukan kunjungan kerja selama 5 hari di Jepang (20-24/11/2023) dalam rangka melakukan kegiatan Patok Banding terkait Indikasi Geografis.

Dalam keterangan terpisah di Kanwil Kemenkumham Sulsel, Kakanwil Liberti Sitinjak menuturkan bahwa kunjungan kerja ini dilakukan sebagai salah satu persiapan untuk mensukseskan Tahun 2024 sebagai Tahun Tematik Indikasi Geografis.

"Berharap melalui bekal pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan selama kegiatan nantinya dapat memberikan dampak positif secara maksimal terhadap ekosistem IG di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan," ungkap Liberti. (*)

  • Bagikan