MAKASSAR, RAKYATSULSEL- Pertanian menjadi jalan hidup sekaligus mata pencaharian bagi Udin, Pria kelahiran Bulukumba 31 Desember 1965.
Pengalamannya mengelola tanah penuh ilalang menjadi sebuah perkebunan kakao menjadi guru berharga bagi pria yang genap 30 tahun bertani ini.
Kakao dipilih Udin untuk dikembangbiakkan di atas tanah satu hektare pemberian mertuanya, sebab berkaca pada petani di Luwu, meski kala itu tak banyak yang memilih kakao sebagai tanaman iah tetap yakin tanaman dengan nama Latin Theobroma Cacao L ini.
Penuh kehati-hatian, Udin mengelola perkebunan kakaonya. Kira-kira 6 tahun, usaha Udin berbuah manis, kakao miliknya tak hanya berdaun lebat tetapi juga penuh buah.
"Saat itu saya tidak sangka-sangka ternyata menghasilkan. Setiap minggu saya bisa panen sampai 100 kilo, saya bisa kasi sekolah anak dari situ," ucap Udin, Rabu (29/11/2023).
Sedikit rahasia Udin bagikan, selain jarak yang sesuai, air yang cukup, pangkas yang teratur, pestisida penghilang hama, hal yang tak kalah pentingnya adalah pupuk yang sesuai.
"Kuncinya ada di pupuk sebenarnya, saya gunakan NPK Pelangi dan KCL. Saya pupuk satu sampai dua kali sebulan dan alhamdulillah hasilnya memuaskan," beber Udin.
Menurut Udin, dari kesuksesan tanaman kakaonya, ia mampu meraih omset hingga 2 juta setiap kali panen. Dalam sebulan dirinya dan istri bisa panen hingga 4 kali.
"Alhamdulillah cukup mi untuk kebutuhan sehari-hari," pungkasnya
Pupuk NPK sendiri terdiri dari dua jenis yaitu NPK Blending dan NPK Fusion. NPK dibuat dalam berbagai komposisi, sesuai kebutuhan tanaman dan jenis tanah. Jenis pupuk ini mengandung tiga unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Bahan baku NPK berupa urea, DAP (Diammonium phosphate)/RP (Rock phosphate), KCl (Kalium klorida), dan bahan-bahan lain berupa mikronutrien berkualitas tinggi.
Itulah mengapa NPK Pelangi menjadi pupuk yang sangat menentukan buah buah dari kakao dan keberhasilan perkebunan milik Udin.
Sedang pupuk KCL merupakan pupuk anorganik tunggal dengan kandungan Kalium Klorida (K2O) yang memiliki konsentrasi mencapai 60 persen. Pupuk ini juga banyak dikenal oleh para petani sebagai MOP yang merupakan singkatan dari muriate of potash.
KCL memiliki bentuk seperti kristal dan berwarna merah atau putih. Pupuk ini mudah larut dalam air sehingga sangat mudah saat diaplikasikan. Dalam pembuatannya, bahan baku yang sering digunakan yaitu Kalsium Nitrat, Ca-cyanamide, Fosfat, Superfosfat, Gypsum, serta bahan organik seperti sisa tanaman dan pupuk kandang.
Berkat dua pupuk kenamaan ini, kakao mampu menjadi mata pencaharian Udin. Dirinya berharap produk dengan manfaat besar ini bisa terus diproduksi. (Hikmah/B)