"Parpol koalisi ini menguasai kursi pimpinan DPRD. Seperti Golkar, Gerindra dan Demokrat. Perolehan suara tiga parpol ini pun tak sedikit," katanya.
Partai Golkar meraih 833 ribu suara, Gerindra 645 ribu suara dan Demokrat memperoleh Demokrat 398 ribu suara di hasil pemilu 2019. Juga ditambah salah satu partai koalisi Indonesia Maju, yakni PAN yang pernah menguasai kursi pimpinan pada 2014 lalu.
Lantas, bagaimana KIM melihat peluang kemenangan itu? Apa langkah strategis yang membuat koalisi tersebut terus solid untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.
Lebih lanjut Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD Gerindra Sulsel, itu mengatakan sejak awal diumumkan pembentukan Koalisi Indonesia Maju, Gerindra sebagai partai papan atas di Sulawesi Selatan terus membangun koordinasi dengan partai KIM yang lain.
"Kalau sekarang kan sudah ada TKD, jadi koordinasi tetap jalan terus. Sudah ada posko pemenangan juga jadi interaksi dengan teman-teman koalisi yang lain terus terjalin baik," ujarnya.
Sebagai salah satu partai besar di Sulawesi Selatan, Harmansyah mengatakan Gerindra telah melakukan langkah strategis untuk memenangkan Prabowo Subianto yang tidak lain adalah Ketua Umum Gerindra sendiri.
"Langkah strategis itu salah satunya dengan memasifkan infrastruktur partai. Kalau dari Gerindra sendiri itu kita memasifkan infrastruktur partai, kemudian militansi kader, harus memotivasi terus. Karena kan kita mau mengulang kemenangan Prabowo di Sulsel," bebernya.
Kendati Gerindra merupakan partai papan atas di Sulsel, Harmansyah mengatakan Gerindra tidak merasa menjadi leader di Koalisi Indonesia Maju.
Lanjut dia, jika sudah berbicara Pilpres maka tentu akan berbicara kumpulan partai koalisi yang setara. Maka, sebut dia, tidak ada partai yang dianggap leader dalam koalisi.