Covid-19 Kembali Mengancam

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kasus Covid-19 kembali merebak menyusul naiknya jumlah pasien yang diserang di Singapura, dalam beberapa pekan terakhir ini. Bukan tidak mungkin, serangan serupa akan kembali masuk ke Sulawesi Selatan bila pencegahan tidak dilakukan sedini mungkin.

General Manager PT Angkasa Pura 1 Bandara Sultan Hasanuddin, Taochid Purnomo Hadi mengatakan telah memberi atensi atas penyebaran virus Covid-19 yang tengah meningkat di Singapura. Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar untuk terlibat langsung melakukan pemantauan.

"KKP Kelas I Makassar merupakan salah satu stakeholder yang mempunyai kompetensi atas kekarantinaan kesehatan," kata Taochid kepada Harian Rakyat Sulsel, Selas (5/12/2023).

Menurut Taochid, menurut dia, KKP I Makassar melakukan pemeriksaan orang yang keluar masuk bandara baik untuk penerbangan domestik maupun penerbangan internasional. Dia mengatakan, sebagai langkah mitigasi penyebaran khususnya di bandara, KKP I Makassar memberlakukan pemeriksaan suhu melalui thermo scanner yang telah disiapkan.

"Langkah awal tentunya pemeriksaan suhu penumpang, apabila suhu di atas batas normal akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh KKP Kelas I Makassar," beber Taochid.

Taochid mengimbau seluruh pengguna jasa bandara untuk mematuhi protokol kesehatan yang disiplin. Salah satunya, tetap menggunakan masker dan rutin membilas tangan.

Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Ishaq Iskandar menyatakan pihaknya belum mendapat laporan maupun menemukan kasus Covid-19. Itu sebabnya, kata dia, pihaknya hanya mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dan menjaga pola hidup sehat.

"Lakukan antisipasi dengan meningkatkan imunitas tubuh di tengah peralihan musim. Tak hanya antisipasi Covid-19 saja, tapi juga penyakit lainnya," ujar Ishaq.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan karena adanya varian baru. Menurut Nadia, varian baru yang saat ini dominan di Indonesia yakni varian Eris atau EG.5 dan EG.2.

"Kasus Covid-19 naik karena ada varian baru. Itu fenomena yang memang terjadi," ujar Nadia di Jakarta.

Nadia menjelaskan, peningkatan kasus terjadi dari yang biasanya ada 10-20 kasus dalam seminggu. Lalu pada pekan kemarin menjadi 267 kasus per minggunya.

"Varian yang dominan juga saat ini EG.5 dan EG.2 di Indonesia. Sama seperti di Singapura," lanjutnya.

Nadia kemudian menyarankan sejumlah langkah agar masyarakat terhindar dari penularan Covid-19 saat terjadi kenaikan kasus. Pertama, jika mengalami sakit, sebaiknya warga memakai masker. Pemakaian masker juga disarankan digunakan bagi warga lansia atau warga dengan penyakit bawaan (komorbid) saat berada di tempat umum.

"Lalu tetap praktikkan rajin mencuci tangan. Jika merasakan sakit, segera ke fasilitas kesehatan," kata Nadia.

"Masyarakat sebaiknya menunda bepergian ke negara yang saat ini ada lonjakan kasus Covid-19. Terakhir, segera lengkapi vaksinasi Covid-19," sambung dia.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) melaporkan, jumlah infeksi Covid-19 meningkat secara signifikan. Melalui pernyataan pada Sabtu (2/12/2023), jumlah kasus Covid-19 di negara ini diperkirakan bertambah menjadi 22.094 dalam kurun waktu 19-25 November 2023. Angka tersebut naik dua kali lipat dari minggu sebelumnya, 12-18 November, sebanyak 10.726 kasus.

"Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat Covid-19 tetap stabil," ujar MOH, dilansir dari Channel News Asia, pekan lalu.

MOH menyampaikan, peningkatan infeksi mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti musim perjalanan di akhir tahun dan menurunnya sistem kekebalan penduduk. Oleh karena itu, pihaknya mendesak penduduk Singapura untuk segera mengikuti vaksinasi Covid-19.

Menurut Kementerian Kesehatan setempat, kemungkinan faktornya adalah musim perjalanan akhir tahun. Kekebalan penduduk yang berkurang juga bisa jadi faktor melonjaknya kasus Covid-19 di Singapura. Meski ada peningkatan kasus, tidak diikuti dengan lonjakan jumlah rawat inap karena Covid-19. Kementerian Kesehatan setempat mengingatkan masyarakat tetap melanjutkan vaksinasi.

"Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian tetap stabil," kata otoritas setempat.

Di Singapura, EG.5 atau sub-garis keturunan HK.3 tetap jadi subvarian utama. Namun tidak ada indikasi ini membuat penyakit lebih menular atau lebih parah. Peningkatan kasus ini terjadi berselang enam bulan setelah WHO mengumumkan berakhirnya pandemi Covid-19 yang terjadi selama tiga tahun terakhir. Keputusan yang diumumkan Mei lalu diambil setelah adanya pertemuan Komite Darurat WHO.

Sementara beberapa negara telah mengumumkan lebih dulu berakhirnya masa pandemi. Termasuk Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa yang mengumumkan April 2022.

Di Indonesia, presiden Joko Widodo mengumumkan pandemi berakhir pada Juni lalu. Keputusan diambil karena angka kasus harian mendekati 0 dan hampir seluruh masyarakat dinilai telah memiliki imunitas yang kuat.

Sementara itu, Singapura memastikan tidak ada peningkatan penyakit pernapasan parah. Termasuk pada kasus yang menyerang anak-anak. Dalam beberapa waktu terakhir dilaporkan terdapat lonjakan kasus pneumonia di China. Banyak anak yang terkena influenza dan infeksi bakteri umum termasuk pneumonia mikoplasma. (abu hamzah/C)

  • Bagikan