MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Buruh Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pendatang baru harus bekerja optimal untuk bersosialisasi di tengah masyarakat. Hal ini tentu saja agar meraih hasil memuaskan di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
Meski akan bersaing dengan partai-partai yang sudah memiliki kursi di parlemen, Partai Buruh Sulsel mengusung program ‘Sasatu’ atau salam satu pintu di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel III untuk DPR RI sebagai upaya mereka ikut dalam berkompetisi pada pesta demokrasi.
“Seluruh calon anggota legislatif (caleg) kami saat ini sudah fokus turun ke bawah dengan menemui langsung masyarakat. Mereka bersosialisasi, memperkenalkan diri agar dapat dipilih pada 14 Februari 2024 mendatang. Ini tentu saja merupakan program Partai Buruh bernama 'Sasatu' atau Salam satu Pintu,” ungkap Ketua Exco Partai Buruh Sulsel, Akhmad Rianto saat dikonfirmasi Harian Rakyat Sulsel, Selasa (5/12/2023).
Apalagi, lanjutnya, caleg Partai Buruh di dapil Sulsel III DPR RI diisi oleh mayoritas petani, sehingga dalam menjalankan program Sasatu tidak sulit bagi mereka untuk turun langsung menemui mereka.
“Mereka (Caleg) langsung kampanye menyelesaikan masalah pertanian seperti di Kabupaten Pinrang, Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Luwu, jadi caleg kami fokus melakukan pertemuan terbuka dengan masyarakat,” kata Akhmad.
Menurut Akhmad, program ‘Sasatu’ ini lebih efektif dibandingkan kampanye terbuka atau mengumpulkan ratusan hingga ribuan warga di titik besar. “Kalau mengerahkan massa belum tentu mencoblos kita,” lanjutnya.
Lebih jauh, dia juga mengakui jika partai Buruh ini partai miskin, karena mayoritas caleg mereka dari kalangan menengah bawah.
“Jadi kami hanya bisa mempengaruhi masyarakat untuk memilih dengan melalui program sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat jika partai Buruh menolak politik politik uang walau itu program penyelenggara,” bebernya.
Untuk hasil survei, Partai Buruh saat saat ini masih sulit bersaing untuk lolos ambang batas, Akhmad Rianto menyebutkan dia tidak tahu bagaimana kerja-kerja lembaga survei tersebut, tapi internal mereka pada Oktober-November sudah sampai 2,3 persen.
“Jadi kami sudah instruksikan kepada seluruh kader, serikat kerja partai Buruh untuk terus bekerja melakukan sosialisasi, rekrutmen kader sampai bulan Februari dan kami yakin bisa lolos 4 persen itu,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Nurani strategic, Nurmal Idrus menyatakan, partai pendatang baru sangat sulit untuk bersaing pertama partai Buruh. “Kalau soal parliamentary threshold (Ambang batas) saya kira bukan hal yang muda,” katanya.
Dirinya pun melihat dari beberapa caleg mereka tidak ada tokoh berpengaruh yang bisa mengangkat suara partai Buruh. “Tidak ada yang bisa mengangkat suara mereka,” ucapnya.
Namun, kata dia, saat ini semua partai khususnya non parlemen tidak diketahui bagaimana pergerakan mereka dua bulan kedepan ini, apakah caleg mereka mampu menyakinkan masykarat atau tidak.
“Tapi kita lihat sampai 14 Februari nanti apakah ada perubahan besar atau tidak. Tapi sangat sulit terjadi perubahan besar itu (pindahkan pilihan),” pungkasnya. (Fahrullah/B)