"Jadi memang partai Golkar itu tekadnya adalah diharapkan berapapun suaranya harus berbanding lurus dengan suaranya Prabowo," ucapnya.
Untuk kerja-kerja koalisi sendiri, dia mengatakan tidak menganggap partai Golkar sebagai partai superior meski sebagai peraih suara terbanyak di Pemilu sebelumnya.
"Apalagi, partai-partai Koalisi Indonesia Maju terus solid bahkan partai baru yang belum lolos ke parlemen," tukasnya.
Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Golkar Sulsel, La Kama Wiyaka, membeber bahwa pihaknya telah siap menghadapi masa tahapan kampanye tersebut.
Bahkan La Kama juga mengatakan bahwa pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) untuk para caleg Golkar diinstruksikan dilakukan pada Senin tengah malam.
"Kalau intern kita sudah mulai jalan sebentar malam ini seluruh Dapil. Pukul 00.00 itu pasang baliho, pasang spanduk, pasang banner, pasang segala macam. Kalau untuk kampanye besar-besaran kita masih tunggu jadwal dari KPU," tambahnya.
Pasangan Prabowo-Gibran memiliki potensi untuk menang di Sulsel. Bukan tanpa alasan, hal itu karena pasangan tersebut punya koalisi yang terdiri dari partai-partai peraih suara terbanyak di Pemilu 2019 lalu.
Parpol koalisi ini menguasai kursi pimpinan DPRD. Seperti Golkar, Gerindra dan Demokrat. Perolehan suara tiga parpol ini pun tak sedikit.
Partai Golkar meraih 833 ribu suara, Gerindra 645 ribu suara dan Demokrat memperoleh Demokrat 398 ribu suara. Juga ditambah salah satu partai koalisi Indonesia Maju, yakni PAN yang pernah menguasai kursi pimpinan pada 2014 lalu.