Persaingan Sengit Calon Senator Asal Sulsel

  • Bagikan
Calon Senator DPD Mulai Unjuk Gigi

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tahapan pemilu tengah dalam masa kampanye dimulai sejak tanggal 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024. Hal ini tak luput dari persaingan sengit kepada para calon anggota DPD RI RI asal Sulawesi Selatan.

Diketahui, dari 18 figur masuk dalam Daftar Calon Tetap (DCT), tiga diantaranya merupakan petahana dan 15 lainya menjadi pendatang baru.

Adapun calon senator asal Sulsel, Abd Waris Halid, Abd Rahman, A Chairil Anwar, A Hatta Marakarma, Al Hidayat Samsu, A M Yusran Paris, Andi Baso Ryadi Mappasulle, Datu Luwu Andi.

Kemudian, Maradang Mackulau, Andi Muh Ihsan, Andi Muh Yagkin Padjalangi, Elli Oscar, Hermansyah, H Idrus Andi Paturusi, Lily Amelia Salurapa, Muhammad Nasyit Umar, Musa Salusu, St Diza Rasyid Ali, Tamsil Linrung.

Salah satu petahana DPD RI periode 2019-2024, Lily Amelia Salurapa mengatakan pasca penetapan DCT calon senator, dirinya juga aktif turun bersosialisasi dengan masyarakat baik di Toraja maupun dapil lainya.

"Sekarang ini aktif bertemu masyarakat. Apa perlu diperbaiki dan diperjuangkan agar bisa terus kami lakukan. Jadi, bukan hanya di Toraja tapi wilayah lain juga," ujarnya, Kamis (7/12/2023).

Calon Senator asal Toraja itu menegaskan, di periode kedua ini. Ia berusaha semaksimal mungkin mendapat suara sehingga bisa duduk kembali di DPD RI periode berikutnya.

"Jadi saya masih mengharapkan terpilih lagi di periode kedua supaya saya tuntaskan semua tugas di DPD RI dengan semua mitra kementerian. Kalau dua periode maka lengkaplah semua komite yang saya kerjakan selama ini," jelasnya.

Dia menyebutkan, tantangan dihadapi periode kali ini, ada pendatang baru satu daerah. Namun, dia meyakini persaingan murni meraih suara masyarakat.

Artinya semua mempunyai kerinduan untuk membangun bangsa dan negara khususnya di daerah Sulsel, jadi itu adalah hak pribadi masing-masing yang didukung oleh undang-undang, siapapun boleh membaktikan diri.

"Harapan saya sih semoga terpilih lagi agar saya bisa selesaikan tugas yang selama ini saya kerjakan. Saya memang orang kerja, bukan orang politis sebenarnya saya," tuturnya.

Dia melanjutkan, tentunya kontestasi pasti ada persaingan, tapi bukan permusuhan. Ia meyakini tidak beririsan juga dengan partai, silahkan semuanya pasang baliho bareng-bareng.

"aya tidak pernah kepikiran yang negatif karena saya pikir hidup ini hanya sekali kalau saya isi dengan permusuhan, iri dan dengki, dosanya di saya jadi saya gak mau. Saya ingin damai semuanya," jelasnya.

Dia menyebutkan, adanya salah satu tokoh toraja yakni Pendeta Musa maju, disebutkan tidak mengganggu basis, bahkan rezeki sudah diatur, tak tertukar dengan yang lain, dimana Tuhan tidak mengubah nasib.

"Jadi walaupun Tuhan kehendaki berarti saya sudah selesai. Tapi kalau masih saya yang lanjut, berarti masih ditugaskan oleh yang kuasa untuk melanjutkan tugas. Ringan-ringan saja kalau saya, sederhana saja," kata dia.

Lantas berapa ia menargetkan suara nantinya. Disebutkan, untuk semua orang hanya bisa menang kalau dapat suara 500-an ribu ke atas. Dengan perolehan suara 500 ribu ke bawah tidak bisa terpilih Karena pembaginya kurang.

"Dulu kan hampir 30 orang, kalau sekarang secara matematika kalau pembaginya kecil berarti harus dapat lebih banyak lagi. Jadi, saya upayakan 500 ribuan Suara. Bukan target, tapi artinya usaha kita," tukasnya.

  • Bagikan

Exit mobile version