"Untuk itu, peranan Tim Kampanye di daerah sangat signifikan. Identifikasi basis-basis ini dan libatkan. Jangan sampai ada yang merasa ditinggalkan," jelasnya.
Berkaitan tema debat pertama, Ishaq Rahman merupakan dosen pada Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unhas menyebutkan, ini akan menjadi debat yang hangat.
Dimana calon nomor 2 (Prabowo-Gibran) yang merepresentasi keberlanjutan, nampaknya akan menghadapi banyak tekanan, baik dari calon nomor 1 (Anies-Muhaimin) maupun nomor 3 (Ganjar-Mahfud).
"Indonesia mengalami penurunan dalam isu-isu tersebut. Maka, kandidat yang merepresentasi keberlanjutan akan dicecar," tutur tenaga pengajar Hubungan Internasional Unhas itu.
Ia menambahkan, disinilah publik akan melihat bagaimana capres nomor 2 nantinya bisa menyajikan argumentasi yang tepat, sehingga bisa menarik simpati publik.
"Tapi saya perkirakan ini akan berat. Prabowo masih dibayang-bayangi noda HAM dari masa lalu. Sementara Gibran terkontaminasi isu politik dinasti dan politisasi hukum yang merupakan musuh demokrasi. Kita tunggu saja apa yang akan diajukan sebagai argumentasi mereka," tukasnya.
Sebagai akademisi, ia berharap para Capres-Cawapres tetap mengedepankan etika dalam debat, fokus pada visi misi, dan semaksimal mungkin menghindari serangan personal.