Asratillah: PSI Belum Memiliki Program Sentuh Langsung Milenial

  • Bagikan
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep salam komando dengan Inisiator Kawan milenial Jokowi, Benidiktus Papa saat melakukan silaturahmi dengan kawan Millenial Jokowi dengan ketua umum PSI Kaesang Pangarep di Hotel Swiss Bell Panakkukang, Rabu (13/12/2023).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep telah melakukan kunjungan ke Kota Makassar selama dua hari. Dimana Putra Presiden Joko Widodo ini telah melakukan kunjungan ke beberapa tempat mulai bertemu tokoh agama hingga milenial.

Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah mengatakan kunjungan Kaesang ke Kota Makassar dalam kapasitas sebagai Ketua DPP PSI, tentu dalam rangka untuk membuka peluang-peluang elektoral bagi PSI di Sulsel.  

“Karena seperti yang kita ketahui bersama, bahwa PSI tidak punya satupun kursi di Sulsel, baik di tingkat provinsi maupun Kab/Kota. Sehingga memang perlu usaha lebih agar PSI punya masa depan politik yang lebih cerah di Sulsel,” katanya.

Segmen utama dari PSI adalah kalangan Milenial, bagaimana Pemilih pemula tersebut tertarik memberikan dukungan pada PSI pada 14 Februari mendatang. 

“Cuman kita belum punya ukuran yang valid, sampai sejauh mana millenial di Sulsel menaruh minat lalu memberikan suaranya bagi PSI. Serta sejauh mana Kaesang menjadi semacam opinion leader di kalangan millennial Sulsel,” ujarnya,.

Asratillah juga menyebutkan, PSI selama ini terlalu memusatkan energi untuk berkampanye pada tataran ‘serangan udara’, dalam artian mempengaruhi opini pemilih melalui media baik media konvensional ataupun media sosial.

 “Selama ini belum ada program dari partai PSI yang menyentuh langsung secara konkret kebutuhan para millenial di Sulsel,” bebernya. 

PSI mesti jeli melihat kecemasan millenial kita akan masa depan pendidikan mereka, sampai sejauh mana mereka bisa terserap oleh lapangan kerja. "Di samping ketersediaan lapangan kerja yang cukup bagi millenial di Sulsel,” lanjutnya.  

Asratillah melanjutkan dalam beberapa studi, millenial cukup realistis terhadap politik, mereka akan memberikan kepercayaan kepada politik yang bisa ‘masa depan’ mereka.

“Sehingga Parpol yang ingin menggaet suara millennial, mesti mampu menciptakan visi jelas tentang ‘mau ke mana millenial kita’ sampai 10 bahkan 20 tahun mendatang,” tutupnya. (Fahrullah/B)

  • Bagikan

Exit mobile version