MAROS, RAKYATSULSEL - PT Pupuk Indonesia (Persero) menjaga stok akhir tahun dengan menyediakan pupuk bersubsidi sebanyak 84.102 ton di Provinsi Sulawesi Selatan. Pupuk ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk hingga tutup tahun atau selama tiga pekan ke depan.
Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Wono Budi Tjahyono mengatakan stok per tanggal 8 Desember 2023 tersebut setara dengan 227 persen atau lebih dari dua kali lipat dibandingkan ketentuan minimum stok yang diwajibkan Pemerintah. Stok tersebut terdiri dari pupuk Urea sebanyak 41.656 ton, NPK Phonska 40.267 ton dan NPK Kakao 2.180 ton.
"Kunjungan kami di Sulawesi Selatan untuk memastikan kesiapan perusahaan, mulai dari gudang, distributor, dan kios dalam mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi akhir tahun oleh petani. Posisi pupuk tersebut sekarang sudah berada di Lini III atau gudang penyangga level kabupaten/kota, dan siap untuk diserap oleh petani," ujar Wono saat mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (13/12/2023).
Wono menambahkan, persediaan pupuk bersubsidi ini sekaligus menjadi bentuk dukungan Pupuk Indonesia terhadap program "Percepatan Tanam" yang diinisiasi oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia untuk lahan pertanian di seluruh Indonesia, sebagai upaya untuk menggenjot produktivitas pangan di dalam negeri.
Wono menjelaskan, untuk menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di 24 kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Selatan, Pupuk Indonesia menyiapkan sejumlah fasilitas distribusi. Fasilitas itu berupa 42 unit gudang yang ada di Lini III dengan total kapasitas 292.251 ton, kemudian 53 distributor, dan 1.101 kios.
"Kami juga memiliki 30 petugas lapangan yang siap mendampingi proses penyaluran pupuk bersubsidi, dan memastikan semua petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi menerimanya sesuai dengan regulasi," beber Wono.
Sebagai informasi, tahun ini alokasi pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan dari Pemerintah sebesar 686.714 ton, terdiri dari pupuk Urea (sebanyak 420.521 ton), NPK Phonska (243.309 ton) dan NPK Kakao (22.884 ton). Pupuk tersebut untuk memenuhi sebanyak 947.447 petani.
Wono mengungkapkan, penyerapan pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan hingga 8 Desember 2023, untuk Urea mencapai 308.265 ton (setara 73 persen dibandingkan alokasi), kemudian NPK Phonska 180.002 ton (74 persen), dan NPK Kakao 10.265 (45 persen).
"Saat ini sudah memasuki musim hujan, kami optimistis hingga akhir tahun penyerapan pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan bisa sesuai dengan target," imbuh dia.
Lebih lanjut, dia juga membenarkan jika tidak semua petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN) dan e-alokasi sistem Kementerian Pertanian, menggarap lahan maksimal dua hektare.
Selain itu, komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk, antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
"Bagi petani yang tidak tercatat sebagai penerima pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia sudah menyiapkan solusinya melalui pupuk non-subsidi. Di periode yang sama, Pupuk Indonesia di Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan pupuk non-subsidi Urea sebanyak 2.344 ton dan NPK non-subsidi 4.142 ton, dan produk lain 1.501 ton. Semua pupuk tersebut juga berada di Lini III, Distributor dan Kios," jelas Wono. (*)