"Karena media itu sekarang orang semua jadi wartawan. Kalau dulu wartawan harus bersertifikat, sekarang semua jadi wartawan dengan mengupload di facebook itu adalah berita, mewartakan informasi," tuturnya.
Sebagai upaya menangkal, Bawaslu telah membentuk beberapa tim khusus. Misalnya kata dia, dalam waktu dekat ini akan melaunching sekolah anti hoaks. Bawaslu juga punya tim anak muda yang tergabung dalam Jarimu Awasi Pemilu. Komunitas itu menjadi forum diskusi dan forum menyebar informasi.
"Kami gandeng Mafindo, Cek Fakta dan komunitas Jarimu Awasi Pemilu. Jadi kalau ada berita yang lagi naik maka kita cek dulu. Kalau tidak benar maka kita akan beritakan di situ lagi supaya masyarakat teredukasi," jelasnya.
Bawaslu kata dia juga tentu berharap hal yang sama dilakukan oleh KPU. Sebab belum lama ini, muncul isu kebocoran data pemilih dan itu sangat disayangkan oleh Bawaslu.
“KPU harus memastikan perangkat-perangkat yang digunakan bisa memproteksi terjadinya kemungkinan pembobolan data oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” tutupnya. (Fahrullah/B)