Dia melanjutkan, pergerakan masif lainnya yang dilakukan caleg Perindo di dapil ini adalah dengan memaksimalkan peran saksi-saksi di tempat pemungutan suara (TPS). Semua caleg diminta menyiapkan sanksinya masing-masing.
"Semua saksinya itu dibayar oleh DPP. Semua saksi yang diusulkan caleg atau recruiter, setelah diseleksi dan lolos, itu dibiayai partai," ujarnya.
Kalfin menyebut tiap saksi yang direkrut juga diminta mencari minimal 10 hingga 15 suara di TPS-nya. Ada juga sistem yang digunakan untuk Perindo, semua saksi siap merekrut relawan untuk Partai Perindo.
"Itu juga dibiayai partai, paling minimal 10 orang atau 15 orang dalam satu saksi. Itu namanya pemilih dicari saksi. Kekuatan perindo ada di situ," pungkasnya.
Ketua Hanura Sulsel, Amsal Sampetondok memiliki optimisme merebut kursi di delapan dapil untuk DPRD Provinsi di Pileg 2024.
"Kami sangat optimis. Dari 11 dapil diandalkan, itu ada delapan dapil akan ada kursinya. Luwu Raya kita target dua kursi," katanya.
Adapun di tiga dapil VI, VII dan VIII, Amsal mengaku, cukup berat memperoleh kursi. Karena bagi dia, di dapil tersebut rerata figur potensial.
Disisi lain terkait komposisi caleg di DCT 2024 Hanura untuk DPRD Sulsel, Amsal tidak terpengaruh karena sesuai harapan bersama.
"Partai Hanura siap rebut kursi di pileg 2024. Bahkan berbagai hal sudah kami lakukan," pungkasnya.
Sedangkan, Wakil Ketua DPD PDIP Sulsel, Iqbal Arifin merespon terkait hasil survei terbaru Litbang Kompas.
Berdasarkan survei Litbang Kompas per Desember 2023, partai besutan Megawati Soekarnoputri menempati posisi ketua dengan angka 18,3 persen. Sedangkan, Partai Gerindra elektabilitas sebesar 21,9 persen.
Menurut Iqbal Arifin, memang ada di beberapa daerah yang di luar Pulau Jawa yang banyak menempatkan Partai Gerindra pada posisi strategis.
"Hanya saja, kalau mau jujur PDI Perjuangan juga seperti itu. Namun, persoalannya kami di PDIP selalu membuat edukasi, kita bisa saja bermain seperti itu. Namun selalu ditekankan oleh partai kita rebut kekuasaan ini dengan konstitusional," tambahnya.
Dia menilai, meskipun partainya saat ini disalip Gerindra versi Kompas Litbang, itu tidak akan bertahan lama.
Lanjut dia, kalau bicara survei itu tidak akan sejati berada di posisi itu terus. Selalu ada perubahan, selalu ada gerakan.
"Mungkin saat saat ini isu-isu yang ditekankan pada Pilpres. Sehingga kemungkinan PDI Perjuangan tergerus beberapa segmentasi," ujarnya.
Kendati begitu, mantan Ketua Bappilu PDIP Sulsel ini meyakini bahwa ke depan segmentasi ini akan kembali ke pola sebelumnya. Di mana elektabilitas PDIP akan kembali ke posisi teratas.
Sebab, selama ini berbagai lembaga survei selalu menempatkan PDIP di angka tertinggi. Hanya saja, kata Iqbal, kita tidak mungkin mengoreksi bagaimana metode survei Litbang Kompas.
"Namun, kalau dipersandingkan dengan lembaga survei lainnya, PDIP masih unggul. Kami bisa membandingkan hasil survei Litbang Kompas dan Poltracking Indonesia," jelasnya.
"Nah inikan kita di PDI Perjuangan dalam beberapa Lembaga survei lain masih menempatkan PDI Perjuangan di posisi teratas," imbuh Iqbal.
Sedangkan, Sekretaris DPD Gerindra Sulsel Darmawangsyah Muin menyambut baik hasil survei terbaru elektabilitas partai Gerindra dua bulan jelang Pemilu 2024.
Menurutnya, hasil survei itu jadi tantangan bagi para kader untuk bekerja keras hingga pengumungatan suara 14 Februari 2024.
"Tentu survei itu menunjukkan bahwa seluruh kader Gerindra se-Indonesia tidak pernah lelah berjuang dalam menyampaikan 8 program aksi Bapak Prabowo," kata Darmawangsyah Muin.