Untung Rugi Dukung Capres

  • Bagikan
Dokumen Rakyat Sulsel

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Hampir semua partai politik (parpol) non parlemen telah memberikan dukungan mereka kepada pasangan calon presiden. Hanya saja, ada keuntungan dan kerugian mengambil langkah ini.

Keuntungannya adalah bersatu dalam poros pemerintahan jika jagoan mereka menang pada Pemilu 2024, sedangkan untuk kerugiannya, parpol tersebut tidak fokus untuk memenuhi persyaratan untuk lolos ambang batas empat persen atau parliamentary threshold.

Berkaca Pilpres 2019 silam, beberapa parpol memberikan dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf namun tak lolos ambang batas empat persen, seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Perindo, Bulan Bintang (PBB), Hanura dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Diketahui, selain Partai Buruh, partai non parlemen lain sudah menentukan dukungannya, seperti Partai Ummat mensupport pasangan Anies-Muhaimin, Partai Gelora, PBB, PSI dan Garuda nomor Prabowo-Gibran, Partai Hanura bersama Perindo ke Ganjar-Mahfud.

Ketua Partai Perindo Sulsel, Sansuni Ramadhan mengatakan, pihaknya akan tetap berupaya bagaimana Pileg dan Pilpres berjalan bersama dengan satu tarikan saat melakukan sosialisasi.

"Jadi kami bagaimana bisa memaksimalkan semua mesin yang ada agar kita bisa lolos ambang batas sekaligus bisa memenangkan calon presiden usungan kami. Jadi dua-duanya jalan," ungkapnya kepada Harian Rakyat Sulsel, Jumat (15/12/2023).

Namun, kata dia, pergerakan calon anggota legislatif (caleg) pun akan dimaksimalkan agar perolehan kursi di Sulawesi selatan bisa mengalami peningkatan yang sebelumnya dia raih sebanyak 23 kursi, khususnya satu untuk DPRD Sulsel.

"Apalagi Pilpres kan ada tim tersendiri dan diluar struktur (parpol), yaitu TPD (Tim Pemenangan Daerah)," ucapnya.

Untuk pemenangan capres, Sanusi mengakui memang masih ada beberapa daerah yang dianggap lemah. Tetapi pastinya dia akan meramu agar bisa meraih suara dengan maksimal di daerah tersebut. Hanya saja, dirinya tidak ingin menyebutkan daerah-daerah mana masih lemah.

"Ini sudah kami sudah diskusikan semua ke TPD, tinggal bagaimana kita mengkomunikasikan dengan baik ke Bawah," singkatnya.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PBB Sulsel, Andi Amang menyatakan, PBB satu komando baik itu Pileg dan Pilpres.

“Jadi kita berjuang bersama dan saling menguntungkan, jadi semua infrastruktur itu harus menggiring suara Prabowo satu putaran dan itu komitmen kami di PBB,” katanya.

Bagaimana meraih suara baik itu Pileg dan Pilpres, kata Andi Amang, setiap partai pasti memiliki strategi tersendiri. “Setiap partai pasti memiliki strategi dan taktik tersendiri bagaimana bisa sampai tujuan (meraih suara untuk Parpol dan Pilpres),” singkatnya.

"Tapi pada intinya PBB berupaya bagaimana bisa lolos ambang batas 4 persen dan ini semua kader di 38 Provinsi harus bekerja maksimal. Ini sudah menjadi ultimantu dari DPP, kalau tidak bisa meraih 2 kursi minimal 1 kursi itu sudah bagus, tapi kami berupaya bagaimana bisa meraih dua kursi untuk Senayan,” imbuhnya.

Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah menuturkan, secara pribadi mending partai non-parlemen fokus pada perolehan kursi di DPR RI.

"Walaupun mereka masuk dalam koalisi pencapresan, hal itu dilakukan untuk menunjang kerja-kerja mendudukkan caleg pusat mereka," katanya.

Untuk meloloskan partai di parlemen, tambahnya, mereka mesti mendapatkan suara nasional paling sedikit empat persen dari suara nasional atau mendudukkan caleg pusatnya paling sedikit sekitar 26 atau 27 orang.

"Hal ini tentu tidak gampang, karena mempersyaratkan rapinya mesin partai hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan," ujarnya.

  • Bagikan

Exit mobile version