MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Keberhasilan Geopark Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan mendapatkan pengakuan sebagai Geopark Global UNESCO makin menarik perhatian berbagai pihak. Salah satunya dari Kementerian PPN/Bappenas Republik Indonesia.
Secara khusus Direktorat Sumber Daya Energi, Mineral, Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas mengirim utusan untuk menggali data dan informasi mendalam terkait Maros-Pangkep UNESCO Global Geopark (MPUGGp) dalam kunjungan lapangan, Selasa (19/12).
Kunjungan lapangan yang dipimpin Koordinator Mineral, Batubara, dan Geologi, Dody Virgo CR Sinaga, itu diawali dengan sharing session dengan tema Kerangka Kelembagaan dan Pembiayaan Geopark Maros Pangkep.
General Manager Badan Pengelola MPUGGp Dedi Irfan Bachri menjadi narasumber dalam sesi tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi pendalaman bersama tim Bappenas, Bappelitbangda Sulsel, dan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel. Disbudpar Sulsel diwakili oleh Kabid Pengembangan Promosi dan Industri Pariwisata A. Zulkarnain.
Dody mengungkapkan, dari informasi yang pihaknya terima dari berbagai sumber, pengelolaan MPUGGp merupakan salah satu yang terbaik dari beberapa geopark lainnya yang ada di Indonesia yang juga telah ditetapkan oleh UNESCO.
“Kami ingin mendapatkan gambaran langsung di lapangan dan menggali informasi mendalam terkait kelembagaan dan pembiayaan di Geopark Maros Pangkep karena salah satu yang mendapat pengakuan UNESCO itu adalah di sini,” kata Dody.
Karena itu, setelah sesi diskusi yang digelar di Ruang Rapat Kantor Bappelitbangda Provinsi Sulsel tersebut, rombongan Bappenas bersama Disbudpar Sulsel serta Badan Pengelola MPUGGp berangkat ke kawasan geopark untuk melihat secara langsung beberapa site dari 31 site di MPUGGp.
GM Badan Pengelola MPUGGp Dedi Irfan dalam paparannya mengungkapkan beberapa kunci sukses sehingga Geopark Maros Pangkep lolos masuk dalam jaringan geopark global UNESCO. Hal tersebut antara lain terbangunnya tim kerja yang melibatkan berbagai pihak secara serius dan saling melengkapi.
“Di berbagai momen saya selalu sampaikan bahwa keberhasilan inj berkat keterlibatan semua pihak yang kita istilahkan konsep pentahelix. Semua unsur terlibat dan memainkan peran masing-masing dengan maksimal,” ungkapnya.
Pihak-pihak yang dimaksudkan dalam konsep pentahelix tersebut, kata dia, yaitu masyarakat atau komunitas, media, swasta/dunia usaha, perguruan tinggi atau akademisi, dan pemerintah. Dari unsur pemerintah, ada tiga pemda yang terlibat secara langsung dan aktif yaitu Pemda Pangkep, Pemda Maros, dan Pemprov Sulsel.
Meski telah berhasil meraih sertifikat internasional, tambah Dedi, tugas Badan Pengelola MPUGGp semakin berat karena ada beberapa catatan yang harus pihaknya kebut. Selain persoalan sosial di mana harus segera memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat kawasan, juga rekomendasi dari UNESCO. Ada enam rekomendasi yang harus langsung ditindaklanjuti agar status tidak dicabut.
“Karena itu, kami berharap banyak kepada Bappenas kiranya bisa ikut membantu kami dengan berbagai program-programnya untuk Geopark Maros Pangkep,” harap Dedi. (Armansyah)