MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tim nasional pemenangan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menyiapkan 'jurus jitu' dalam menghadapi Pemilihan Presiden 14 Februari 2024. Universitas milik organisasi Muhammadiyah di seluruh Indonesia akan dikerahkan untuk mengawasi proses jalannya pemilihan. Menggalang dukungan sekaligus memastikan pemilu berjalan jujur adil.
Menurut Asisten Pelatih Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (AMIN), Tamsil Linrung setidaknya ada sekitar 172 Universitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia menjadi sebagai saksi di Pilpres 2024. Mereka akan terlibat mengawal suara pasangan usungan Partai NasDem, PKB, PKS dan Partai Ummat tersebut.
"Kami menghimpun kekuatan di dalamnya perguruan tinggi milik Muhammadiyah. Bukan hanya di Jawa, tapi sudah termasuk di Sulsel membangun kolaborasi untuk mengawal jalanya Pemilu 2024," kata Tamsil, Senin (18/12/2023).
Tamsil mengatakan, belum memastikan jumlah perguruan tinggi Unismuh di Sulsel. Tapi, dia meyakini bahwa atas komunikasi dan koordinasi yang baik akan memberikan hasil yang baik pula. Apalagi tujuanya untuk proses demokrasi yang jujur dan adil di 2024.
"Sekarang kami masih persiapkan berbagai hal termasuk komunikasi dan koordinasi yang baik bersama pimpinan perguruan tinggi dari Unismuh," ujar calon anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Sulsel tersebut.
Menurut Tamsil, bukan hanya pimpinan perguruan tinggi milik Unismuh yang diajak berkomunikasi, melainkan akan menggerakkan mahasiswa lintas kampus untuk direkrut menjadi saksi.
"Saya sebagai asisten juga diminta sebagai Deputi Saksi dan Pengorganisasian akan melibatkan mahasiswa lintas kampus di Indonesia untuk mengawal mandat kedaulatan dengan menjadi saksi di TPS," beber Tamsil.
Selain itu, Tamsill juga meyakini arah dukungan dari ormas Nahdlatul Ulama (NU) yang disebut mulai condong ke pasangan AMIN. Menurut dia, kalangan Muhammadiyah telah totalitas untuk AMIN.
Dia menegaskan, sekarang akan berusaha untuk meyakinkan masyarakat Indonesia untuk memilih pasangan tersebut. "Kami semakin optimistis pasangan AMIN akan memenangkan Pilpres 2024. Apalagi tren survei terus mengalami peningkatan," kata Tamsil.
"Di Sulsel kami yakin menang. Sekarang memang elektabilitas baru 40 persen, tapi saya yakin akan bisa sampai 60 persen," ujar dia.
Tamsil memastikan tim pemenangan maupun relawan AMIN terus bergerak berkampanye dan menggalang dukungan. Sejauh ini, lanjut dia, perkembangan dukungan dari masyarakat umum meningkat sangat signifikan.
Bahkan untuk pemilih yang belum menentukan pilihan, pihaknya melakukan pendekatan guna mendekati pemilih mengambang agar berlabuh ke pasangan AMIN.
"Tipologi pemilih mengambang adalah kelompok yang bakal memutuskan pilihan setelah melihat perspektif yang lebih utuh. Rakyat masih sangat berhati-hati dalam memutuskan pilihan. Termasuk pemilih muda yang merupakan pemilih cerdas dan kritis. Mereka menunggu gagasan para kandidat," ucap Tamsil.
Adapun Sekretaris DPW NasDem Sulsel, Syaharuddin Alrif yang juga mantan Ketua Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Sulsel, mengapresiasi tim nasional maupun relawan serta partai koalisi yang berupaya menggandeng pimpinan perguruan tinggi dan mahasiswa guna memenangkan AMIN di Sulsel maupun secara nasional di Pemilu 2024.
"Kami selalu partai koalisi dan pengusing AMIN mengapresiasi kerja dan langka tim dalam menggandeng serta kolaborasi pihak kampus maupun mahasiswa. Ini merupakan hal positif," ujar Syaharuddin.
Menurut dia, tidak ada yang salah bila ada tim AMIN yang mengajak kalangan perguruan tinggi milik Unismuh dan mahasiswa berjuang bersama. Syaharuddin mengatakan, selama tidak bertentangan dengan PKPU maka wajar saja mahasiswa dilibatkan dalam mengawal jalannya demokrasi lima tahunan tersebut.
Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Muhammadiyah Sulsel, Asratillah mengatakan Muhammadiyah tidak pernah mengeluarkan rekomendasi dukungan ke salah satu capres mana pun.
“Termasuk tidak pernah mengeluarkan edaran agar amal usaha Muhammadiyah dalam hal ini universitas-universitas Muhammadiyah agar menjadi saksi di TPS untuk kepentingan capres-cawapres manapun,” ujar Asratillah.
Dia mempertanyakan kapasitas Tamsil Linrung yang berniat menggerakkan 172 universitas Muhammadiyah, sedangkan, anggota DPD RI tersebut bukanlah fungsionaris aktif di kepengurusan PP Muhammadiyah.
“Dengan kata lain yang disampaikan oleh Tamsil Linrung adalah klaim tidak berdasar,” imbuh dia.
Asratillah menyebutkan Muhammadiyah sampai saat ini berpegang pada pendirian untuk tidak terlibat aktif dalam politik praktis. “Walaupun memberikan ruang bagi kader-kadernya yang ingin berkarir dalam politik praktis,” kata Asratillah.
Semakin dekatnya pilpres menurut Asratillah tentu akan membuat beberapa pihak akan berebut klaim akan ormas-ormas besar Islam termasuk dalam hal ini Muhammadiyah.
“Ini menunjukkan bahwa sumber daya organisasi, kemudian jumlah anggota yang besar serta terkoordinasi dianggap sebagai kantong-kantong elektoral potensial oleh elit-elit politik,” imbuh dia.
Adapun, Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy Syam melihat beberapa tokoh Muhammadiyah memang terang-terangan menyatakan dukungan kepada Anies-Muhaimin (AMIN). “Meski tidak ada dukungan secara garis organisasi,” ujar dia.
Nursandy mengatakan, optimisme di kubu AMIN dalam upaya menggerakkan jaringan kampus Muhammadiyah bisa menjadi tambahan kekuatan di Sulsel.
“Sekalipun jumlah kampus Muhammadiyah di daerah tidak signifikan tetapi trennya terus bertambah. Tentu akan ada tantangan dalam mengkonsolidasikan kekuatan itu,” imbuh dia.
PDIP Optimistis Menang
Sementara itu, Ketua PDIP Sulawesi Selatan Ridwan Andi Wittiri meyakini kemenangan secara nasional akan dapat diraih pada Pemilu 2024. Ridwan menanggapi survei terakhir dari Litbang Kompas yang menyebutkan elektabilitas PDIP menurun dan mulai disalip oleh Partai Gerindra.
Ridwan mengatakan, target kemenangan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Sulsel bisa mencapai 50 persen. Meskipun hasil survei baik secara nasional dan lokal Sulawesi Selatan pasangan Ganjar-Mahfud menempati posisi terendah, partai pengusung utama pasangan nomor urut 3 itu optimistis mampu menguasai basis suara di daerah ini.
"Tak selamanya hasil survei itu benar. Tentu target kemenangan pasangan Ganjar-Mahfud di Sulawesi Selatan adalah 50 persen. Kalau untuk Pilpres secara struktural PDI Perjuangan di Sulsel berupaya kalau bisa 40-50 persen," ujar Ridwan.
Dia mengatakan, bahwa pihaknya tak terlalu menaruh peduli terhadap hasil survei yang muncul belakangan ini. Menurut dia, hasil survei sementara tersebut belum bisa dijadikan gambaran elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud khususnya di Sulsel.
"Kami mengambil pengalaman pada saat dulu Ganjar di Jawa Tengah surveinya juga cuma 7 persen. Tapi karena kerja keras akhirnya bisa menang," imbuh dia.
Lebih lanjut, kata dia, demi mengawal suara Pilpres pada Pemilu 2024 mendatang, PDI Perjuangan telah mengumpulkan para saksi yang nantinya akan ditempatkan di setiap TPS di Sulawesi Selatan. "Semua TPS akan dikawal oleh minimal dua saksi," beber dia.
Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Sulsel Ganjar Mahfud, Udin Saputra Malik mengatakan bahwa PDIP punya lembaga survei sendiri yang lebih dijadikan referensi dalam pemenangan pilpres. Udin mengatakan, optimistis menargetkan kemenangan pasangan Ganjar-Mahfud di Sulsel sebanyak 31 persen.
"31 persen di Sulsel target kemenangan. Memang ada beberapa daerah prioritas. Daerah basis kami di Toraja. Selebihnya itu daerah tempur," ujar Udin. (suryadi-fahrullah/C)