MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Lolly Suhenty mengajak mahasiswa untuk sama-sama untuk melakukan pengawasan terhadap peserta Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan presiden 2024 nanti, walau dalam pengawasan tersebut peserta Pemilu tidak senang untuk diawasi.
“Demokrasi ini miliki kita semua, jadi kita harus awasi. Jadi masyarakat, adik-adik mahasiswa memiliki juga kewajiban melakukan pengawasan partisipatif,” kata Lolly Suhenty saat sosialisasi pengawasan Pemilu partisipasi, di Kantor Bawaslu Sulsel, Kamis (21/12/2023).
Dirinya menyebutkan Bawaslu Kabupaten/kota hanya memiliki anggota paling banyak 5 orang, bahkan ada tiga orang. Sementara untuk Bawaslu Provinsi hanya 7 orang, pengawas Kelurahan dan Desa hanya 1 orang, kecamatan 3 orang sementara di TPS hanya 1 orang.
“Bayangkan pengawasan TPS cuma 1 orang saja, mau pipis saja saja susah. Ketika pengawas TPS tidak ada ditempat hanya beberapa menit maka kecurigaan sangat besar. Jadi Bawaslu membutuhkan dukungan untuk mengawasi minimal di lingkungan sendiri,” ujarnya.
Dengan banyak mata yang melakukan pengawasan maka peserta Pemilu atau orang-orang yang ingin melakukan pelanggaran Pemilu maka menurunkan niat mereka berbuat pelanggaran.
“Jadi kalau ada yang melakukan pelanggaran jangan canggung melaporkan ke Bawaslu,” jelasnya.
Dengan ini Loly mengharapkan kepada seluruh mahasiswa agar menjadi aktor dalam Pemilu dan Pilpres ini. “Jangan jadi penonton,” tutupnya. (Fahrullah/B)