Lebih lanjut, menurut Koordinator program Kedaireka Indonesia Timur itu, apa yang dilakukannya adalah merealisasikan program yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Kemenristekdikbud, tujuannya untuk mengefektifkan inovasi perguruan tinggi.
Dimana, yang selama ini dalam lembah kematian, dimana banyak hasil-hasil riset belum dipublis dan terhilirisasi dengan baik, maka lewat seminar dan expo ini, diupayakan agar dirasakan oleh masyarakat.
"Dan meningkatkan daya saing bangsa, Matching Fund Kedaireka ini dilaunching pada tahun 2021 lalu. Saat itu banyak yang belum tahu sehingga peminatnya sedikit. Tahun 2021 hanya 4 peminat, dan tahun 2022 ada 10 orang, dan tahun 2023 meningkat 31orang, dimana 26 dari Kemeristek Dikti ada 5 judul," jelasnya.
Dari situ, maka kini terus berkembang dan meningkat peminat. Dimana sudah cukup banyak hasil dipamerkan lewat expo di both atau tenan yang ada di acara tersebut.
Dimana sebenarnya yang ikut ini agak sulit, terkait kemitraan dengan pihak lain, tahapannya agak panjang, dimana ada 5 tahap yang harus dilalui.
"Jadi, hasil pengakuan ini kami tampilkan dan undang stakeholder mitra kita di pemerintah bahwa ada seperti ini. Jadi sosialisasi sama tampilkan hasil serta berikan penghargaan lebih bagus lagi," tuturnya.
Ini menjadi motivasi bagi dosen agar ikut lagi peluang seperti ini, pihaknya juga memperlihatkan kepada kampus lain bahwa ada inovasi seperti ini yang perlu dikembangkan.