MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin memiliki cita-cita menggenjot perekonomian Sulsel berbasi sumber daya alam dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki masyarakat.
Hal itu disampaikan Bahtiar Baharuddin saat menjadi narasumber pada Podcast Harian Rakyat Sulsel, Jumat (22/12/2023).
Menurut Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini, peningkatan perekonomian masyarakat merupakan salah satu kekuatan untuk membangun Sulsel. Untuk mencapainya, Bahtiar Baharuddin mendorong delapan program prioritasnya.
Delapan program prioritas tersebut ialah penyelenggaraan pemilu dengan dan pilkada serentak, pengendalian inflasi, penanganan stunting dan gizi buruk, ketahanan dan kedaulatan pangan, kemudahan pelayanan publik dan investasi, sinergi program prioritas nasional dan daerah, dan stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban umum.
“Sulsel kan potensi alamnya banyak, seperti laut dan banyaknya lahan yang belum terkelola dengan baik, sedangkan masyarakat kita sudah banyak memiliki kemampuan untuk mengolah itu. Saat ini, alur produktivitas kami sedang rampungkan dari hulu hingga hilirnya,” ujarnya.
Bahtiar menjelaskan, lahan tidur itu mesti diisi dengan komoditi yang dapat secara langsung diolah masyarakat, seperti pisang, sukun dan komoditas lainnya. "Rentan waktu untuk memanennya juga tak memerlukan waktu yang lama, namun jumlahnya harus banyak untuk tujuan produksi," jelas Bahtiar.
Untuk pemanfaatan laut juga harus ditangani secara serius seperti pengadaan rumpon agar para nelayan memiliki kapasitas tangkapan yang proyeksinya jatuh kepada kegiatan ekspor jika jumlahnya terus meningkat dan banyak.
“Itu tentu akan mendorong peningkatan daya beli masyarakat, kalau daya beli meningkat persoalan stunting sampai gizi buruk itu pasti teratasi,” jelasnya.
Ia melanjutkan, beberapa program yang diproyeksikan sebagai instrumen kontrol ekonomi ialah penanaman 10 cabai di setiap rumah masyarakat yang akan diberikan secara gratis oleh Pemprov Sulsel di tahun 2024 mendatang agar Sulsel dapat bebas dari inflasi akibat cabai.
Selain itu, pembagian bioflok (kolam terpal) beserta benih ikan nila juga akan dilakukan sebagai bentuk intervensi gizi buruk untuk masyarakat yang berada jauh dari wilayah pantai agar suplai ikan di masyarakat pegunungan tetap terpenuhi.
Pada bidang peternakan, pembagian ayam ternak juga akan dilakukan kepada 1.000 masyarakat dengan kategori ekonomi menengah kebawah agar bisa menjadi sumber pendapatan baru serta kedaulatan pangan juga terjaga.
“Karena persoalan stunting saat ini bukan hanya Indonesia, itu juga menjadi persoalan internasional, dan itu juga program nasional, dan kita adaptasi untuk mensinergikan program yang juga di support oleh bupati dan wali kota,” bebernya.
Lebih jauh Bahtiar menjelaskan, guna membentuk ekosistem bisnis pada budidaya pisang cavendish di Sulsel, maka salah satu faktor pendukung adalah adanya pembiayaan, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para petani.
Kata Bahtiar, bantuan untuk masyarakat berupa KUR untuk para pelaku usaha baik pada sektor pertanian, perikanan pun dengan para distribusi ikan juga telah digenjot dan sudah ada masyarakat yang mendapatkan. Termasuk dukungan dari berbagai pihak juga sudah didapatkan.
Ia menuturkan, program yang tengah dijalankannya itu semata untuk membangun perekonomian masyarakat dari lapisan terbawah, pelibatan para pihak swasta juga menjadi salah satu peluang untuk membuka lapangan pekerjaan dengan mendorong kemudahan investasi bagi para investor untuk mengelola sumber daya alam dan pelibatan langsung masyarakat Sulsel.
“Dan yang paling penting, untuk mencapai semua program prioritas itu, keamanan wilayah juga diperhatikan agar kita nyaman dalam menjalankan program,” pungkasnya. (Abu/B)