MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wakil Ketua DPD PDIP Sulsel, Iqbal Arifin memberikan catatan penting dalam debat calon wakil presiden yang digelar oleh KPU RI, Jumat (22/12) malam.
Secara umum, Iqbal--sapaan akrabnya menilai, jalannya debat berlangsung tidak semenarik saat debat calon presiden pada 12 Desember lalu.
Kendati demikian, ada poin kunci dalam debat semalam. Tepatnya saat sesi tanya jawab antara pasang calon. Khususnya saat calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar bertanya kepada calon nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
Pada sesi itu, Muhaimin bertanya kepada Gibran tentang bagaimana tips agar bisa berhasil dalam membangun Kota Solo.
Dalam kesempatan itu, Gibran menjawab dengan banyak pendekatan. Namun, yang disoroti khusus oleh Iqbal yakni saat Gibran menyebut Gubernur Jawa Tengah kala itu, Ganjar Pranowo punya peran besar dalam pembangunan dan kemajuan Kota Solo.
"Pak Ganjar diakui oleh Gibran telah memberikan ruang yang besar dalam "keberhasilan" memimpin Solo. Jadi peran serta Pak Ganjar dalam memajukan Solo sesungguhnya diakui Gibran dan punya andil yang cukup besar," kata Iqbal kepada wartawan.
Khusus penampilan Mahfud, Iqbal menilai, jagoannya tampil tanpa cela. Mahfud, lanjut Iqbal, mampu menguasai tema debat dengan apik dan menjelaskannya dengan detail sesuai dengan visi-misi pasangan calon nomor urut 3. Khususnya bagaimana niat Ganjar-Mahfud menaikkan perekonomian Indonesia menjadi 7 persen dan menciptakan 17 juta lapangan pekerjaan baru.
"Ada tiga hal yang menjadi turunan dan keinginan tersebut. Pertama, bagaimana Indonesia sehat. Kemudian, bagaimana Indonesia berdaya. Ketiga, bagaimana Indonesia terampil," katanya.
Sehat yang dimaksud ialah bagaimana Ganjar-Mahfud bertekad memerangi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Lalu, pemberdayaan yang dimaksud ialah peran digitalisasi dalam peningkatan ekonomi mesti mendapat kepastian hukum dan regulasi yang jelas.
"Kemudian yang ketiga terampil. Terampil dalam hal ini bagaimana menggandakan anggaran yang ada di Indonesia. Terampil secara khusus, bahwa perlu diperadakan satu dusun satu sarjana. Kita harus ciptakan itu. Setiap ada komunitas atau kelompok masyarakat, kita harus ada sarjana di situ," papar Caleg DPRD Sulsel Dapil V itu.
"Karena Ganjar-Mahfud itu sangat konsisten, bahwa Indonesia ini harus bersekutu juga dengan ilmu pengetahuan. Dan kalau cuma bersekutu dengan ilmu pengetahuan, harus dibarengi dengan pemberantasan yang menyangkut KKN," pungkas kolega Ganjar Pranowo itu. (Armansyah)