Hasil Survei CRC, Pemadaman Listrik Jadi Keluhan Tertinggi di Kota Makassar

  • Bagikan
Ilustrasi Pemadaman Listrik

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Persoalan listrik menjadi keluhan paling tinggi dari masyarakat Kota Makassar sebesar 23,8 persen. Itu berdasarkan laporan survei persepsi masyarakat terhadap visi misi Pemkot Makassar dari Celebes Research Center (CRC).

Pada survei CRC menunjukkan lima maslaah mendesak di Kota Makassar yakni listrik sebesar 23,8 persen, penanganan banjir sebesar 15,6 persen, air bersih sebesar 8,6 persen, drainase sebesar 7,3 persen dan susah mencari pekerjaan sebesar 5,9 persen.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengungkapkan dampak yang ditimbulkan oleh masalah kelistrikan membuat tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah Kota Makassar menjadi rendah. Hal itu merupakan imbas dari pemadaman listrik bergilir selama beberapa bulan terakhir yang melanda Kota Makassar.

Padahal, kata Danny, sapaan akrabnya menyebut masalah kelistrikan bukan merupakan kewenangan Pemerintah Kota Makassar.

Ia menyayangkan masalah kelistrikan terjadi di Kota Makassar. Sebab, hal itu sangat kontradiktif dengan cita-cita Kota Makassar sebagai Kota Dunia.

Maka dari itu, Ia mengambil langkah untuk mengantisipasi permasalan kelistrikan terjadi kembali di Kota Makassar. Yakni, dengan melakukan konversi listrik dan berhemat listrik. "Bagaimana mau jadi kota dunia kalau mati lampu, ini hal kontradiktif," terang Danny.

Danny mengaku implementasi tersebut akan dilakukan pada APBD Perubahan 2024 mendatang. Apalagi, Ia menyebut Pemerintah Kota Makassar berkomitmen menjadi kota dengan rendah karbon (low carbon) di Indonesia.

"Sekalian kita komitmen menjadi low carbon, karena berdasarkan peneliti Amerika mengatakan makassar bisa menjadi Kota low carbon, saya mengambil kebijakan di perubahan," jelas Danny.

Sehingga, fokus yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar, kata Danny, dengan mendorong penggunaan energi hijau (green energy) di sekolah-sekolah dan seluruh kantor-kantor dengan menggunakan tenaga surya atau solar secara mandiri.

Agar, pemakaian listrik dapat berkurang dan tidak membenani PLN sebagai perusahaan penyedia listrik. "Paling tidak kita selamatkan sektor pendidikan kita dari listrik yang tidak jelas. Kita sendiri dengan green teknologi listrik, kita mengurangi karbon," tutup Danny. (Shasa/B)

  • Bagikan

Exit mobile version