MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemprov Sulsel terus konsen terhadap ketahanan pangan di Sulsel, salah satu giat yang bakal ditempuh ialah bakal mengadakan lomba pemanfaatan lahan pekarangan rumah warga pada tahun 2024 mendatang.
Pj Sekprov Sulsel Andi Muhammad Arsjad menyampaikan, lomba tersebut merupakan salah satu realisasi dari upaya untuk menciptakan Sulsel menjadi wilayah yang tahan pangan.
Sebab kata dia, pemenuhan kebutuhan mesti dimulai dari lahan yang tersedia dan tak hanya bergantung pada ketersedian bahan pangan di pasar pada masing-masing daerah.
“Untuk mencari kebutuhan pangan itu kan bisa dimulai dari pekarangan atau lahan kosong, tidak melulu harus ke pasar,“ ujarnya saat dilakukan wawancara, Jumat (29/12/2023).
Meski demikian, Pemprov Sulsel tentu terlebih dahulu akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan pengolahan lahan dan tentu bantuan bibit juga akan diberikan, apalagi Pj Gubernur Sulsel Bachtiar Baharuddin sebelumnya juga telah menyampaikan bakal memberikan bantuan bibit pohon cabai 10 pohon satu rumah untuk tahun 2024.
"Tentunya, kita akan membantu bibit, penyuluhan, bantu bagaimana teknik budidayanya, dan segala macam. Intinya adalah ini kita akan budayakan kembali dengan memanfaatkan kelembagaan-kelembagaan desa yang ada," terang Kepala Dinas Ketahanan Pangan Itu.
Kemudian, Pemprov Sulsel juga bakal mendorong Pemerintah Kota dan Kabupaten untuk mengaktifkan dan melibatkan industri rumahan dalam proses lomba menanam itu sebagai salah satu realisasi peningkatan produk, harapannya nilai ekonominya juga naik.
"Sebelum diadakan perlombaan kita akan mensosialisasikan terlebih dahulu ke 24 kabupaten/kota bahwa indikator penilaiannya diantaranya ada tiga, yaitu bagaimana desa itu memenuhi ketersediaan pangan, bagaimana upaya pemerintah desa dalam memaksimalkan lahan-lahan pekarangan termasuk lahan tidur yang ada di desanya, kemudian keterjangkauan dan terakhir adalah keamanannya seperti, produk-produk mereka terjaga, disertifikasi, serta produknya memiliki label higienis. Sehingga, pangan yang diproduksi itu adalah betul-betul terbebas dari bahan kimia," urainya.
Lebih jauh ia mengatakan, kebiasaan atau pola konsumsi masyarakat dapat berubah tak hanya mengandalkan nasi sebagai sumber karbohidrat juga pangan pengganti lainnya seperti pisang, umbi-umbian dan lainnya. (Abu/B)