MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bank Indonesia memprediksi permintaan barang ekspor tahun ini akan melemah seiring dengan gejolak ekonomi global yang belum mereda.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan, M Firdauz Muttaqin.
Meski demikian, ekspor akan digantikan oleh konsumsi domestik yang akan terus meningkat di tahun ini. Ditopang juga dengan pelaksanaan pemilu lima tahun sekali.
Menanggapi hal tersebut pengamat Ekonomi Unismuh, Abd Muttalib Hamid membenarkan melemahnya ekspor tahun ini bisa saja terjadi disebabkan kebijakan perdagangan global yang melemah akibat perang berkepanjangan dan ketegangan antara Rusia Ukraina serta China dan Amerika.
Namun dengan adanya prediksi peningkatan konsumsi masyarakat domestik, perekonomian Indonesia mungkin dapat dijaga agar tetap tumbuh.
"Konsumsi masyarakat yang tinggi dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, terutama jika dipadukan dengan faktor-faktor seperti kenaikan gaji ASN," ucap Muttalib.
Dirinya merinci ada beberapa keuntungan dan tantangan jika ekonomi hanya ditopang oleh konsumsi domestik.
"Kelebihannya jika ekonomi ditopang konsumsi domestik maka ketersediaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan sektor-sektor terkait konsumsi dapat tetap kuat, maka juga dapat mendukung penghasilan masyarakat.," ucapnya
"Tidak hanya itu, pertumbuhan konsumsi juga dapat memberikan dorongan terhadap sektor ritel, perumahan, dan layanan konsumsi lainnya," tambah Muttalib.
Adapun tantangan terhadap ekonomi yang bergantung pada konsumsi domestik adalah bisa meningkatkan risiko ketidakseimbangan ekonomi, terutama jika ekspor melemah.
"Kebergantungan pada konsumsi masyarakat bisa membuat perekonomian lebih rentan terhadap fluktuasi dalam tingkat konsumsi, karena perilaku konsumen bisa berubah dalam kondisi tertentu," ujarnya.
Dia melanjutkan, diversifikasi ekonomi melalui ekspor dapat membantu mengurangi risiko kebergantungan pada satu sektor atau pasar tertentu.
"Ekspor dapat terpengaruh oleh faktor eksternal seperti ketidakstabilan ekonomi global, perubahan kebijakan perdagangan, dan fluktuasi mata uang," tambah Muttalib.
Olehnya perbaikan Ekonomi Melalui Faktor Internal sangat diperlukan seperti kenaikan gaji ASN, penyelenggaraan pemilu, dan pembangunan Infrastruktur Ketenagakerjaan Nasional (IKN) menjadi faktor-faktor kunci yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Muttalib juga mengatakan, keberhasilan perekonomian seringkali terletak pada keseimbangan antara permintaan domestik dan luar negeri.
"Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan fleksibilitas dan ketahanan ekonomi. Perekonomian yang dapat beradaptasi terhadap perubahan dalam dinamika global dan memiliki keseimbangan antara sektor-sektor yang berbeda akan lebih mampu menghadapi tantangan dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutupnya. (Hikmah/B)