MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Target tinggi dipatok Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulsel pada Pemilu 2024, khususnya untuk kursi DPRD Sulsel.
Tak tanggung-tanggung, partai yang dikomandoi Azhar Arsyad itu menargetkan meraih 14 kursi untuk DPRD Sulsel. Pada Pemilu 2019 lalu, PKB Sulsel hanya mampu meraih 8 kursi.
Tekad ini akan diwujudkan pada Pemilu 14 Februari 2024. Hal ini diperkuat dengan komposisi caleg di DPRD Sulsel Daerah Pemilihan (Dapil) Makassar A dan B. Untuk Dapil Makassar A, ada nama Fauzi Andi Wawo, Akmal, Rahmi Alwi, Muhammad Ashar, Anees Fatema, Syaiful Asri, Ruslan, Sri Handayani Z, Makmur Muhadi.
Sedangkan, untuk Dapil Makassar B. Mereka adalah, Muhammad Haekal, Abd Rahim Mas P Sanjata, Misriani Ilyas, Irfan Ilyas, Irma Indah Sari, Musakkar.
"Pileg 2024 di depan mata, kami PKB Sulsel menarget 14 kursi DPRD Sulsel. Di Pileg 2019 lalu kami meraih 8 kursi," jelas Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad, Jumat (5/1/2023).
Menurutnya, komposisi caleg di 11 dapil lengkap. Ia meyakini para caleg PKB yang maju bisa mendapatkan kursi di tiap dapil. "Di DCT sejauh ini kader maju caleg dari PKB Sulsel kuat, kami optimis kursi tiap dapil bisa terisi," tuturnya.
Sedangkan anggota DPRD Sulsel fraksi PKB lainnya memutuskan naik kelas bertarung kursi ke DPR RI dan lainnya maju di Pilkada.
"Dengan komposisi caleg sudah ada, kami optimis meraih kursi pimpinan di DPRD Sulsel 2024 mendatang," tukasnya.
Diketahui, PKB Sulsel resmi mendaftarkan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) di KPU Provinsi Sulawesi Selatan. Sebanyak 85 orang, perwakilan perempuan sebanyak 28 orang atau lebih dari 30 persen dipersyaratkan PKPU.
Sementara itu, pengamat politik UINAM, Fidraus Muhammad menyebutkan bahwa untuk mengukur kader PKB duduk di dapil terbseut akan tergantung pada kerja di dapil masing-masing.
"Jadi, bisa meraih kursi di dapil tersebut setiap partai punya target. Bahkan PKB bisa dapat 2-3 kursi dari 2 dapil tersebut. Tapi pertanyaanya kan lembali pada figur caleg yang bekerja," tuturnya.
Menurutnya, kerja caleg jelang Pemilu sangat penting. Hal tersebut menjadi strategi yang efektif, karena dalam dunia politik adalah membangun elektabilitas di tengah masyarakat.
"Kita akui bahwa elektabilitas merujuk pada tingkat popularitas dan dukungan yang dimiliki oleh seorang kandidat caleg atau partai di mata pemilih," tuturnya.
Disebutkan, seorang kandidat atau caleg juga hanya muncul di publik menjelang pemilu. Hal tersebut akan membuat pemilih mungkin tidak memiliki cukup informasi untuk mengenalinya secara baik.
Dengan membangun hubungan, kredibilitas, dan rekam jejak yang baik, mereka dapat memenangkan dukungan pemilih dan memiliki dampak positif.
"Sehingga perlu membangun eksposur dari awal dan jangka panjang, kandidat memiliki kesempatan untuk memperkenalkan diri, visi, dan rencana kepada pemilih di dapil masing-masing," jelasnya.
Ditambahkan, untuk menaikan elektabilitas caleg atau parpol faktor pertama adalah kerja keras dari para kader yang terus mendekati masyarakat hingga tingkat rukun tetangga (RT).
"Faktor kedua adalah dampak dari deklarasi dan dukungan kepada capres kader interna yang muncul dari banyak kekuatan masyarakat. Ini terjadi di PKB, meningkatnya elektabilitas PKB karena dua hal itu," pungkasnya. (Yadi/B)