MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Universitas Hasanuddin mencatatkan sejarah baru dalam kerja sama pendidikan antara Australia dan Indonesia melalui penandatanganan kesepakatan kerjasama riset yang inovatif.
"Total dana yang disepakati untuk program riset kolaborasi ini total sebesar Rp 120 milyar yang akan dialokasikan selama 4 tahun atau Rp15 milyar per tahun," kata Wakil Rektor IV Unhas, Prof. Adi Maulana, Jumat (5/1/2023).
Dia menyatakan, penandatanganan MoA menandai dimulainya program PAIR Sulawesi, di mana Unhas menjadi leading University dalam kerjasama riset antara Australia dan Indonesia.
"Total dana yang disepakati untuk program riset kolaborasi ini sebesar 120 miliar rupiah yang akan dialokasikan selama empat tahun, dengan rata-rata 15 miliar rupiah per tahun," jelasnya.
Prof. Adi menekankan, momen kerjasama ini menjadi sejarah karena merupakan kali pertama kerjasama pendidikan antara Australia dan Indonesia mengadopsi skema matching fund.
"Selain itu, ini juga menjadi sejarah untuk pertama kalinya Unhas memimpin konsorsium riset Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH)," ungkapnya.
Acara penandatanganan MoU ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah Australia dari Kementerian Luar Negeri (DFAT) dan perwakilan Indonesia dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) di Gedung Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Jakarta.
Acara ini menjadi tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya melibatkan skema matching fund atau dana padanan. Selain itu, Unhas juga menjadi yang pertama dalam memimpin konsorsium riset perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH).