MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Teman Bus Trans Maminasata menghabiskan uang subsidi Rp 80 miliar untuk operasional empat koridor. Sayangnya, transportasi massal tersebut hanya mampu menghasilkan Rp 3,6 miliar selama beroperasi.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Andi Erwin Terwo mengatakan tahun ini Kementerian Perhubungan tak lagi memberikan dana subsidi untuk operasional empat koridor. Itu sebabnya, kata Erwin, pihaknya terpaksa menghentikan layanan dua koridor.
"Kementerian Perhubungan menyarankan pengelolaan dilakukan Pemprov Sulsel, hanya saja APBD 2024 sudah diketok, tak ada anggaran subsidi untuk angkutan darat," ujar Erwin, Jumat (5/1/2024).
"Karenanya, kami bersurat ke Dirjen untuk menyampaikan ketidakmampuan Pemprov dan mohon subsidi dilanjutkan sampai 2025," sambung dia.
Menurut Erwin, secara kajian bisnis, Teman Bus Trans Maminasata tidak menguntungkan. Alasannya, dari total subsidi Rp80 miliar, hanya mampu mendapatkan penghasilan sebesar Rp3,6 miliar saja selama beroperasi. Dia mengatakan, pihak Kemenhub saat ini tengah melakukan efisiensi dalam penyelenggaraan layanan Buy The Service untuk sepuluh kota penerima subsidi, termasuk Kota Makassar.
Hal itu menjadi salah satu sebab dua koridor Teman Bus di Makassar harus berhenti karena kurang suplai anggaran dari Kemenhub. Dua koridor yang berhenti beroperasi itu ialah koridor tiga yang melayani rute Kampus dua Politeknik Ujung Pandang (PNUP) menuju Kampus dua Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Untia-Makassar. Selanjutnya koridor empat dengan rute Kampus Teknik Unhas Gowa ke Panakkukang Square Jalan Pengayoman Makassar.
Kepala UPT Mamminasata Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan, Andi Nurdiana mengatakan pemberhentian operasi untuk kedua koridor tersebut sangat disayangkan. Alasannya, selama ini pihak UPT berupaya untuk mengubah kebiasaan masyarakat untuk lebih menggunakan angkutan umum ketimbang kendaraan pribadi.
“Kami di UPT Mamminasata berduka dengan kejadian ini, karena memang kami tak henti-hentinya mensosialisasikan atau berharap dengan program khususnya di masyarakat diharapkan berpindah dari transportasi pribadi ke transportasi publik,” ujar Nurdiana.
Pemberhentian operasional dua koridor tersebut, berdampak pada pengembalian 34 unit bus ke Kementerian Perhubungan. Menurut Nurdiana, Nurdiana pengembalian bus tersebut atas permintaan pemerintah pusat.
“Sudah dikembalikan, hanya kalau secara detail bakal digunakan untuk apa dan di mana itu tidak kami ketahui secara pasti,” ujar dia.
Nurdiana mengatakan, untuk 70 pramudi dari dua koridor itu praktis akan kehilangan pekerjaan. Menurut dia, sesuai dengan kontrak, mereka tak dapat ditarik pada dua koridor yang masih beroperasi baik koridor satu maupun koridor dua.
“Karena masing-masing pramudi itu sudah ada kontraknya dengan pihak ketiga,” beber dia.
Nurdiana mengatakan, meski kurang asupan anggaran subsidi dari pemerintah pusat untuk Teman Bus di Makassar yang berujung pada penutupan dua koridor, itu tak berdampak buruk pada koridor satu dan dua untuk beroperasi nanti.
Menurut dia, dalam pelayanannya secara khusus koridor dua yang melayani rute Mal Panakkukang–Bandara Internasional Sultan Hasanuddin akan menambah pengintegrasian dengan stasiun kereta api di Stasiun Mandai-Maros.
Nurdiana mengatakan, selama ini sebanyak dua unit telah beroperasi pada stasiun itu, untuk tahun ini akan dilakukan penambahan jumlah unit operasi.
“Empat unit bakal beroperasi tahun ini di stasiun kereta api Mandai, itu juga akan menyesuaikan dengan jadwal kereta api,” ujar dia. (abu hamzah/C)