JAKARTA, RAKYATSULSEL - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanggapi dingin rencana capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang berencana mengimpor 1,5 juta ekor sapi dari Brasil dan India untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis.
Ganjar menilai, dana impor sapi akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk pengembangbiakkan (breeding) di dalam negeri, sehingga akan tercipta kemandirian pangan nasional.
“Impornya kapan itu? Cita-citanya, kali ya. Lebih baik kita membicarakan kemandirian ekonomi kita, bagaimana kita punya breeding sendiri,” kata Ganjar di Jakarta, Sabtu (6/1/2024).
Ia mengatakan, ketahanan pangan nasional telah menjadi isu yang terus diperbincangkan selama bertahun-tahun. Namun, faktor utama, yang menjadi masalah adalah ketergantungan Indonesia pada impor, terutama komoditas bahan pokok, seperti beras.
Ketergantungan ini, lanjutnya, akan membuat negara rentan terhadap fluktuasi harga komoditas di pasar internasional, perubahan iklim, dan gangguan pasokan global.
“Inilah yang membuat kita sering bergantung soal pangan dengan dunia lain, maka kita musti serius urus politik pangan ini,” ujar mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Prabowo membuka opsi impor sapi perah untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis kepada anak-anak. Prabowo memperkirakan akan mengimpor sekitar 1,5 juta ekor sapi dari Brasil dan India untuk memenuhi kebutuhan susu gratis bagi 82 juta anak di Indonesia.
“Jadi, kita mungkin, harus impor 1 juta atau 1,5 juta ekor sapi sehingga dalam waktu dua tahun, sapi-sapi impor itu akan melahirkan dan kita akan punya 3 juta ekor sapi. Kira-kira begitu strategi kita,” kata Prabowo saat berdiskusi dengan jajaran Pimpinan PWI di Gedung Dewan Pers, Jakarta yang disiarkan melalui Kanal Youtube, PWI Official.
Saat itu, Prabowo mengatakan, impor sapi dari Brasil membutuhkan waktu sekitar 40 hari untuk tiba di Indonesia dan dari India selama 20 hari.
Adapun harga sapi asal Brasil, kata Prabowo, sekitar US$ 2.500 per ekor untuk tiba di Indonesia dan dari India harga sapi perah minimal Rp 2,5 juta per ekor.
“Sekarang, saya katakan, kita punya will nggak? Kita punya kehendak politik atau tidak? Kalau kita punya kehendak politik, ya sudah, untuk satu, dua, tiga, empat tahun. Kita beli sapinya, kita kembangkan di Indonesia,” kata Prabowo. (*)