MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Calon anggota legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN) harus bekerja keras untuk bisa mengembalikan kursi di Makassar A dan Makassar B untuk DPRD Provinsi Sulawesi Selatan. Partai berlambang matahari terbit ini pernah meloloskan wakil, namun pada Pemilu 2019 kalah bersaing dari partai lain.
Kala itu, di Daerah Pemilihan Sulsel 2 atau Makassar B, caleg PAN Andi Yusran Paris, memang meraih suara 11.421. Namun, Yusran tak bisa bisa meriah kursi karena suara PAN di dapil itu hanya 18.458 dari enam caleg. PAN digeser oleh PDIP yang meraih 21,996 suara.
Di Dapil Sulsel 1 atau Makassar A, PAN hanya memperoleh 19.266 suara sehingga tak mampu meloloskan satu caleg. Saat itu, langganan kursi Makassar, Ashabul Kahfi memilih jadi caleg DPR RI dan terpilih, tapi tidak mampu melahirkan penerus di Dapil Makassar A.
Sementara pada Pemilu 2024 ini, di Makassar A hanya dua kader PAN yang kembali ikut bertarung yakni Nurkanita Maruddani yang memperoleh 7.048 suara dan Rohani 734 suara pada Pileg 2019. Di Makassar B, PAN mendorong Hamzah Hamid--tanpa ada tandem yang pernah berkontestasi di tingkat Provinsi pada 2019.
Sekretaris PAN Sulsel, Andi Jamaluddin Jafar mengatakan seluruh caleg PAN di Makassar A dan B sudah bergerak sejak awal.
“Teman-teman sudah bekerja dengan maksimal. Kami selalu mendorong agar mereka meraih kursi baik di Makassar A maupun Makassar B,” ujar Jamaluddin, Minggu (7/1/2024).
Menurut dia, dengan dukungan kepada Prabowo-Gibran. PAN bisa merapatkan efek ekor jas. Untuk Makassar B, kata dia, Hamzah yang naik kelas dari DPRD Korta Makassar berpotensi bisa mengamankan satu kursi. Dia Jamaluddin mengatakan, Hamzah memiliki pemilih yang senantisa dijaga sejak jadi legisaltir di Makassar.
“Pemeliharaan dapil yang dimiliki Hamzah cukup bagus. Kami yakin dia mampu meraih suara dan mengembalikan kursi PAN di Makassar B,” ujar Jamaluddin.
Keuntungan lain dari Hamzah adalah posisinya sebagai Ketua PAN Kota Makassar. Secara otomatis, kara Jamaluddin, caleg-caleg PAN di Kota Makassar akan turut memberi dukungan suara nantinya.
Manajer Strategi dan Operasional Jaringan Suara Indonesia (JSI) Nursandy Syam mengatakan kans PAN di Dapil Makassar A dan B untuk mendapatkan kursi sungguh tak mudah. “Kekuatan caleg PAN di dua dapil tersebut sesungguhnya tidak berbeda jauh dari Pemilu 2019,” ujar dia.
Sandy menyebutkan, bilaPAN ingin "pecah telur" maka figur caleg seperti Kanita Kahfi di Makassar A dan Hamzah Hamid di Makassar B harus mengeluarkan seluruh kekuatan terutama finansial dengan meraih suara hingga puluhan ribu.
“Kanita dan Hamzah memang punya kemampuan logistik yang dipakai mengejar suara minimal 15 ribu suara,” kata dia.
Adapun Direktur PT Indeks Politika Indonesia, Suwadi Amir mengatakan caleg PAN harus kerja keras dibandingkan caleg partai lain, jika ingin mengembalikan kursi yang hilang baik itu di Makassar A maupun Makassar B.
“Golkar, Gerindra, dan NasDem berupaya untuk bisa merebut dua kursi," kata Suwadi.
Menurut dia, PAN bisa mengejar kursi terakhir di dapil tersebut. "Dengan syarat, visi caleg yang bagus dan kerja keras," ujar dia. (fahrullah/B)