MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tanpa petahana di Dapil Makassar A dan B untuk DPRD Sulsel di Pileg 2024 ini. Imam Fauzan yang sebelumnya terpilih pada Pileg 2019 lalu di Dapil Makassar A mencoba peruntungan dengan mengincar kursi DPR RI.
PPP percaya diri mampu mempertahankan kursi di Dapil Makassar A meski ditinggal Imam Fauzan. Sementara di Dapil Makassar B, PPP menargetkan pecah telur. Dimana pada Pileg 2019 lalu, PPP tidak meraih kursi di dapil ini.
Sekretaris DPW PPP Sulsel, Nur Amal mengatakan, meski tanpa petahana, ia optimis bisa meraih kursi di dua dapil tersebut. "Semua caleg bergerak melakukan sosialisasi untuk bisa meraih suara signifikan sekaligus mempertahankan kursi yang ada. “Kalau Makassar A kami memiliki keyakinan masih bisa meraih 1 kursi,” katanya, Kamis (11/1/2024).
Ia membebrkan, dari sembilan caleg di Dapil Makassar A, enam diantaranya gencar sosialisasi. "Sementara tiga orang caleg yang belum terlalu nampak sosialisasinya. Mereka Nuraedah, Silviafaronika dan Rifqi Nur Mukhtar. Tapi kita prasangka baik saja, jangan sampai beliau melakukan sosialisasi door to door,” bebernya.
Untuk Makassar B kata Nur Amal, enam caleg PPP semua bergerak. Apalagi Pemilu 2019 lalu PPP nyaris lolos. PPP berada di urutan ke-7 dari 6 kuota kursi yang ada.
“Semua caleg kami bergerak dan kami yakin bisa meraih kursi. Kan Pemilu 2019 kemarin kita nyaris lolos,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir menilai PPP Sulsel mampu meraih kursi di Makassar A dan Makassar B. “PPP partai tua dan pastinya PPP memiliki basis pemilih militan dan saya lihat PPP masih mampu mempertahankan kursi di Makassar A,” katanya.
Untuk Makassar B, partai berlambang Kabbah ini akan bersaing dengan PDI Perjuangan, bersama Partai Amanat Nasional (PAN) untuk memperebutkan kursi terakhir. “Gerakan PPP di Makassar B saya lihat cukup bagus dan dia berpotensi meraih kursi terakhir. Yang berpotensi digeser yakni PDI Perjuangan karena partai berlambang Moncong Putih tersebut tidak ada lagi Joko Widodo," ucap Suwadi. (Fahrullah/B)