JAKARTA, RAKYATSULSEL - Isu pemakzulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belakangan ini kembali disuarakan kalangan tertentu, membuat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ikut bereaksi.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran, Hasan Nasbi memberikan saran kepada pihak yang hari ini mengusung gerakan pemakzulan Jokowi sebagai strategi untuk memenangkan Pemilu 2024.
Hasan juga mengimbau, strategi yang digunakan sedapat mungkin tidak mengorbankan kepentingan bangsa dan negara.
“Jadi dalam perang sekalipun perlu ada orang yang berpikiran waras dan jernih. Ironisnya, untuk sekadar Pemilu saja, orang yang diharapkan tetap waras, yang harus berpikiran jernih, justru jauh dari itu semua. Kalau rasa-rasanya mau kalah pemilu, malah mengusulkan bumi hangus sekalian. Sangat disayangkan,” terang Founder Cyrus Network itu, dilansir dari jpnn.
Hasan Nasbi kemudian menyarankan untuk membaca dan mempelajari sosok Vasili Arkhipov, officer kedua kapal selam Rusia yang pernah menyelamatkan dunia pada tahun 1962.
“Arkhipov, seorang officer kedua dalam kapal selam Rusia dibawah Kapten Valentin Savitsky, menggunakan veto-nya untuk tidak meluncurkan rudal nuklir dari kapal selam Rusia yang diganggu terus menerus oleh kapal perusak Amerika. SOP saat itu, tombol nuklir hanya bisa dipencet kalau disetujui oleh tiga orang pimpinan tertinggi di kapal tersebut, termasuk Arkhipov,” cerita Hasan.
Arkhipov, lanjut Hasan, tetap mampu berpikir waras dan jernih meski berada di kedalaman laut, nyaris kehabisan oksigen, dan tidak punya informasi apapun soal apa yang terjadi di atas laut.
“Arkhipov mampu berpikir jernih dan menolak menyetujui meluncurkan rudal nuklir. Jadi meski saat pulang ke Russia mereka di-bully oleh tentara lain karena dianggap pengecut dan takut mati di kedalaman laut, namun berkat vetonya dunia selamat dari perang dunia ketiga sekaligus perang nuklir,” tutur Hasan.
Hasan kemudian menghimbau para ahli strategi dalam Pemilu 2024 ini untuk berpikir seperti Arkhipov. “Jangan justru memanas-manasi suasana. Kalau memang mencium aroma kekalahan, sebaiknya belajar menjadi negarawan demi keutuhan bangsa. Jangan rakyat yang menjadi korban,” tutup Hasan. (fajar)