MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sebanyak 17 ketua partai politik (Parpol) di Sulawesi Selatan siap tarung pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 ini. Ada yang berstatus petahana, ada juga berstatus penantang.
Berdasarkan data yang himpun, total ada 17 ketua parpol di Sulsel yang terdaftar sebagai calon legislatif. Para nakhoda parpol ini mayoritas bersaing untuk bisa meraih kursi di Senayan. Status sebagai ketua parpol membuat peluang mereka lebih besar untuk terpilih.
Mereka yang berstatus sebagai petahana diantaranya Andi Iwan Darmawan Aras (Gerindra), Rusdi Masse (NasDem), Ridwan Andi Wittiri (PDIP), dan Ashabul Kahfi (PAN).
Sementara ketua parpol lainnya yang maju sebagai penantang antara lain Taufan Pawe (Golkar), Ni'matullah (Demokrat), Imam Fauzan (PPP), Amri Arsyad (PKS), Syamsari Kitta (Gelora), Amsal Sampetondok (Hanura), Ahmad Rianto (Pantai Buruh) dan Muhammad Surya (PSI).
Adapun Badaruddin Puang Sabang (PBB), Ashar Arsyad (PKB), Sanusi Ramdhan (Perindo), Abdul Hakim (Ummat) dan Rudi Juniawan (Pantai Kebangkitan Nusantara) hanya membidik kursi DPRD Sulsel.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto mengatakan, ketua parpol yang maju caleg punya peluang lebih besar dibanding caleg lainnya. Sebab ketua parpol banyak mendapat fasilitas dan bantuan dari kadernya. Berbeda dengan caleg-caleg lainnya yang memang lebih mengandalkan tim.
"Sementara ketua parpol bisa menggunakan seluruh struktur partai. Jadi tentu kemampuan keterpilihan seorang ketua partai itu jauh lebih besar ketimbang caleg-caleg lainnya," ujarnya.
Menurutnya, ketua parpol yang menguasai struktur partai dapat menjadikannya mesin untuk mendapatkan suara di masyarakat. Di sisi lain, ketua parpol juga banyak mendapat keuntungan dari caleg-caleg lainnya.
"Setidaknya akumulasi suara partai itu kemudian memberi sumbangsih juga atau dimanfaatkan ketua partai untuk memperoleh kursi. Sebagai contoh kecil, ketua partai dengan mudah mengatur nomor urut. Sehingga wajar jika mayoritas ketua partai yang maju caleg itu nomor urut 1. Dengan begitu, mereka lebih mudah dikenali pemilih," jelasnya.
"Tak hanya mudah mendapatkan nomor urut 1. Mereka juga punya privilege. Misalnya sama suaranya, mereka mendapat kursi terus ada caleg yang sama atau lebih sedikit perolehannya dia bisa menggunakan otoritas partai untuk menunjuk dirinya sebagai caleg," jelasnya.
Direktur Profetik Institute Asratillah Senge mengungkap peluang mereka petahana untuk duduk di Senayan 2024 jauh lebih besar. Meskipun begitu diakui penantang baru memiliki kekuatan karena berjuang sungguh-sungguh.
"Coba kita hitung satu-satu, pertama ketua PDIP Ridwan Wittiri masih memungkinkan untuk duduk kembali karena dia incumbent. Kedua Ketua NasDem Rusdi Masse, kemarin pada saat mencalonkan di pileg sebelumnya," katanya.
Artinya suaranya sampai ratusan ribu kemungkinan besar masih bisa duduk. Mereka petahana punya sumber daya yang besar dan kantong-kantong suara yang masih terawat.
Asratillah juga menyebut ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Atas (AIA) berpeluang untuk duduk kembali sebagai legislator senayan. Pasalnya, AIA terpilih pada pileg sebelumnya dengan perolehan suara yang cukup tinggi.
"Nah Ketua Gerindra AIA dia kan sebelumnya peroleh suara kisaran 80 ribuan suara di dapil II Sulsel saat maju pileg RI. Kalau misalnya maju kembali, tentu masih ada peluang," ungkapnya.
Selain itu, Asratillah menyebut Ketua PAN Sulsel Ashabul Kahfi yang saat ini menjabat sebagai ketua komisi VIII DPR RI berpotensi duduk kembali jika mencalonkan, sebab tak ada rival kuat di dapil I.
"Pak Ashabul Kahfi, dia itu punya peluang besar masih akan duduk. Perolehan suaranya cukup signifikan di pileg kemarin," katanya.
Untuk pendatang baru, Asratillah lalu membeberkan peluang ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP) yang baru akan maju ke Senayan. Berdasarkan pengamatan, Asratillah belum bisa memprediksi peluang TP. Namun ia tetap menggaransi Golkar di Dapil II Sulsel akan memperoleh kursi.
"Kemudian di Partai Golkar, pak Taufan Pawe kan baru mau maju ini di Dapil II DPR RI. Kita tidak tahu juga peluangnya, apakah dia nanti duduk atau tidak, tapi kalau soal Golkar dapat kursi," katanya.
Asratillah juga menyebut Ketua PKS Sulsel Amri Arsyid sebagai pendatang baru di bursa Pileg RI 2024 nanti. Menurutnya, Amri berpeluang jika sumber daya di Dapil Sulsel III bisa ia kendalikan.
"PKS ini baru mau maju di pusat yah, dapil III Luwu Raya. Tapi kalau misalnya dia punya sumber daya, kemudian mampu kendalikan mesin partai di dapil III," tukasnya.
Sedangkan, Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia Ras Md menyebutkan, atmosfir politik Pileg 2024 tergolong cukup seru.
"Pasalnya banyak ketua partai ambil bagian dalam kompetisi Pileg DPR RI yang tersebar di tiga dapil DPR RI Sulsel," katanya.
Contoh, di Dapil Sulsel I. Beberapa ketua partai memutuskan maju sebagai caleg DPR RI baik posisi sebagai petahana maupun pendatang baru.
"Diklaster petahana, sang ketua PDI Perjuangan, Ridwan Andi Wittiri. Ketua PAN Ashabul Kahfi. Sedangkan di klaster pendatang baru ada Imam Fauzan Ketua PPP Sulsel, dan juga Syamsari Kitta," ujarnya.
Lanjut dia, di Dapil Sulsel II. Diklaster petahana hanya Andi Dermawan Aras Ketua Gerindra Sulsel. Sedangkan diklaster pendatang baru, mulai ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe. Ketua Demokrat Sulsel, Ni'matullah dan beberapa Ketua partai lainnya.
Di Sulsel III. Hanya ada satu juga ketua partai diklaster petahana. Adalah Rusdi Masse, ketua NasDem Sulsel. Sedangkan diklaster pendatang baru, ada ketua Hanura Amsal Sampetondok.
"Dari sejumlah nama ketua partai yang memutuskan maju baik itu status sebagai petahana maupun pendatang baru, tentu berharap bisa memenangkan pertarungan Pileg didapil mereka masing-masing," tutupnya.
Optimis Raih Kursi
Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) sangat optimis kembali terpilih di Pileg tahun ini. "Kalau melihat animo masyarakat dan tim relawan di dapil saya, tentu insya Allah optimis untuk DPR RI di 2024 ini," ujarnya, Minggu (14/1/2024).
Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu menegaskan bahwa meskipun persaingan sangat ketat, terutama di Dapil Sulsel II. Namun ia menyebutkan hal biasa dalam proses demokrasi. "Namanya demokrasi ada persaingan, semua caleg kita berkawan. Jadi tidak bisa disebut lawan, karena kita berkawan semua," tuturnya.
AIA menyebutkan target DPD Gerindra Sulsel untuk Dapil Sulsel I, II dan III adalah 6 kursi. Ini meyakini bisa terwujud. Mengingat caleg Gerindra untuk DPD RI sangat potensial. "Target kami kan 6 kursi, ini bisa terisi setiap dapil masing-masing 2 kursi," tukas caleg DPR RI Dapil Sulsel II itu.
Ketua DPW PKS Sulsel, Muh Amri Arsyid mengakui bahwa pileg 2024 ini cukup ketat. Karena sejumlah tokoh ikut bertarung untuk meraih satu kursi di Senayan.
"Meskipun banyak tokoh bertarung DPR RI di semua dapil, namun, persaingan tersebut tidak mengurangi optimisme saya," katanya.
Sejak tahun 2022 hingga saat ini dia mengaku sudah berkeliling di wilayah Luwu Raya dan juga dapil Sulsel III yang menjadi daerah pemilihannya. "Bahkan,respon masyarakat cukup baik. Mereka masih menginginkan saya untuk kembali memperjuangkan aspirasinya di DPR RI. Di Dapil Luwu Raya, saya keliling, juga bagian dari daerah masuk Sulsel III. Banyak titipan dan harapan masyarakat," tuturnya.
Sebagai Ketua PKS Sulsel, Amri Arsyid mengungkapkan bahwa, Partai PKS Sulsel telah membuat target, terkhusus di DPR RI untuk semua dapil. Untuk DPR RI, PKS menargetkan meraih 4 kursi DPR RI.
"Insya Allah PKS optimis raih kursi di pemilu 2024 nanti, untuk DPR RI bisa 4 sampai kursi di semua dapil, ini target kami," pungkasnya.
Sedangkan, Ketua DPW PAN Sulsel, Ahsabul Kahfi menargetkan PAN bisa masuk lima besar dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 tingkat Provinsi.
Sedangkan, khusus dirinya maju di DPR RI Dapil Sulsel I, mengatakan bahwa masyarakat yang menilai. Jika selama periode ini mengawal aspira dengan baik, maka masyarakat akan tetap mempercayakannya untuk 2024.
"Namun, kalau sebaliknya, kita serahkan ke masyarakat menentukan. Pada initinya fokus legislatif, untuk tingkat provinsi bisa masuk 5 besar. Kalau DPR RI kami tetap optimis kursi tiap dapil terisi," singkatnya.
Terpisah, Caleg DPR RI Dapil Sulsel III, Amsal Sampetondok mengatakan jika dirinya sudah mempersiapkan diri untuk bisa meraih suara sebanyak-banyak, apalagi dirinya saat ini sudah memiliki target besar dengan perolehan 70 ribu suara yang tersebar di Luwu Raya, Toraja, Sidrap, Enrekang dan Pinrang.
"Kalau saya sudah dapat 70 ribu suara dan teman-teman lain 10 ribu. Kami yakin Hanura bisa meraih 1 kursi," harapnya.
Diketahui Hanura salah satu Parpol tidak lolos ambang batas 2019 lalu. Amsal menyebutkan jika Pemilu 2024 ini seluruh kader sudah kompak untuk bekerja, sementara 2019 ada permasalahan internal yang membuat kader kurang bekerja maksimal.
Bahkan kata dia untuk bisa meraih ambang batas 4 persen tersebut seluruh kader yang ada di 38 Provinsi di Indonesia harus bekerja. “Saya kira dengan bekerjanya semua caleg, kami yakin Hanura bisa lolos ambang batas," jelasnya.
Ketua Demokrat Sulsel, Ni'matullah sendiri mengaku siap tempur untuk berebut kursi Senayan lewat Dapil Sulsel II. Kata dia, selain bekerja untuk partai, dia juga bekerja untuk target pribadi sebagai caleg DPR RI.
”Saya sendiri persiapan menuju Senayan jalan terus. Kan sekarang DPR RI Demokrat punya 54 kursi, Sulsel punya dua. Ini yang mau ditingkatkan semua,” ungkapnnya. (Yadi-Fahrullah/C)