MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah figur yang berpotensi maju sebagai calon gubernur Sulawesi Selatan terkesan 'malu-malu' mengambil ancang-ancang. Meski telah mendapat potret dari sejumlah lembaga survei mengenai elektabilitas, namun beberapa figur mengaku belum mempersiapkan diri. Ada yang memilih fokus untuk bekerja menjelang Pemilihan Umum 2024.
Sejumlah lembaga survei merilis beberapa figur yang punya kans bertarung pada Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2024. Nama-nama yang dipotret yakni Andi Sudirman Sulaiman, Nurdin Halid, Ilham Arief Sirajuddin, Moh Ramdhan Pomanto, Adnan Purichta Ichsan, Rusdi Masse, dan Indah Putri Indriani.
Meski begitu, beberapa di antaranya belum terlihat mengambil ancang-ancang secara terbuka untuk mempersiapkan diri. Bahkan, di antara nama-nama tersebut memilih fokus bekerja menghadapi event Pemilihan Umum 2024.
Nurdin Halid, misalnya. Menurut dia, hingga saat ini belum berpikir untuk bekerja mempersiapkan diri pada Pilgub Sulsel 2024.
"Untuk sekarang ini, kami fokus di Pileg dan Pilpres. Setelah itu baru mempertimbangkan untuk maju di Pilkada sekaligus menunggu arahan dari Partai Golkar," ujar Nurdin, Senin (15/1/2024).
Nurdin merupakan salah satu penerima mandat sebagai bakal calon gubernur dari Partai Golkar. Saat ini, Nurdin memang tengah mempersiapkan diri maju sebagai calon anggota legislatif DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan Dua yang meliputi Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, Bone, Sinjai, Bulukumba, dan Kota Parepare.
"Saya dan tim terus bergerak secara masif. Saya ingin berkonsentrasi di Pileg. Kalau kader berhasil meraih suara terbanyak, maka itu memudahkan langkah politik berikutnya," ujar dia.
Sementara, mantan Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman menolak berkomentar banyak mengenai kesiapannya maju untuk kedua kalinya. Seperti Nurdin Halid, Sudirman menyatakan akan fokus mengurus pemilihan presiden.
Sudirman menjadi salah seorang anggota tim pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Sulawesi Selatan. "Saya fokus Pilpres. Pokoknya kemenangan nomor urut dua, 65 persen di Sulsel," ujar dia.
Adapun, Wali Kota Makassar, Danny Pomanto relatif terbuka mengenai kontestasi Pilgub Sulsel. Dia menyatakan, punya keinginan untuk ikut bertarung di tingkat provinsi.
"Meski sekarang masih menjabat wali kota, tapi tetap ada keinginan untuk maju di Pilgub. Tapi ke depan dilihat partai mana. Nantinya akan terjawab," kata Danny pada November 2023.
Dalam sejumlah survei, elektabilitas Danny Pomanto berada di bawah 6 persen. Meski begitu, Danny terlihat santai menanggapi hasil sigi tersebut.
"Kami menghargai semua hasil survei. Kami juga memiliki survei internal untuk mengukur elektabilitas di Pilgub yang dipublikasikan. Akan ada waktunya," ujar dia.
Pengamat politik dari Universitas Bosowa Makassar, Arief Wicaksono mengatakan peluang pada figur potensial dianggap masih sama, karena asumsinya pilkada dilakukan setelah pileg dan pilpres.
"Karena hasil pileg dan pilpres yang akan menjadi penentu," kata Arief.
Menurut dia, ketika sudah ada hasilnya pemilu, maka dari situ figur-figur tersebut baru akan dilirik oleh partai politik, meskipun tidak tertutup kemungkinan juga ada dilirik dan ada tidak.
"Kita tahu bahwa partai politik sudah melakukan komunikasi politik dengan figur-figur potensial sebelum ada hasil pileg dan pilpres," imbuh dia.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Makassar Sukri Tamma, masih ada beberapa nama tokoh politik lainnya juga memiliki peluang yang sama. Terlebih kecenderungan partai politik sebagai salah satu otoritas yang memiliki kewenangan untuk mengusung calon lebih mengutamakan kadernya.
"Untuk Pilgub Sulsel mungkin sudah bisa kita lihat sekarang ini, karena kecenderungannya kan ada dua figur yang biasa diusung, internal partai sendiri (kader) dan figur eksternal," kata Sukri.
Sukri mengatakan, seperti Partai Golkar yang mengunggulkan lima nama seperti Nurdin Halid, Wali Kota Parepare, Muhammad Taufan Pawe, Ilham Arif Sirajuddin (IAS), Adnan Purichta Ichsan dan Indah Putri Indriani yang saat ini menjabat sebagai Bupati Luwu Utara.
Kemudian Partai Nasdem, juga disebut memiliki kader yang namanya begitu familiar di Sulsel yakni Rusdi Masse Mappasessu dan beberapa kader lainnya.
"Jadi saya kira kalau misalnya melihat figur sampai saat ini baru nama-nama itu. Ditambah nama mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang saya kira juga punya kans untuk itu (maju di Pilgub Sulsel)," sebutnya.
"Di luar itu saya kira ada juga nama tokoh-tokoh non partai. Tapi sejauh inikan tokoh-tokoh non partai belum terlalu banyak muncul, kecuali mantan Gubernur Sulsel, selebihnya sampai sejauh ini kita belum melihat sosok-sosok figur lainnya yang sering disebut," ucap Sukri.
Sukri mengatakan, untuk Andi Sudirman Sulaiman disebut sudah cukup layak untuk maju di Pilgub mendatang mengingat dirinya pernah maju dalam perhelatan politik lima tahun itu. Ditambah lagi sempat menjabat sebagai Gubernur Sulsel menggantikan Nurdin Abdullah karena tersandung kasus korupsi.
"Karena kalau bicara pengalaman, Sudirman sudah pernah punya pengalaman. Kemudian tentu selama masa jabatannya, meskipun setengah jabatan (jadi Gubernur Sulsel) tentu juga ada hal yang dilakukan dan itu menjadi contoh bagi masyarakat. Jadi kalau kelayakan tentu tidak dipertanyakan lagi," kata dia.
Hanya saja kata Sukri mengatakan, semuanya punya peluang yang sama mengingat beberapa nama di atas juga memiliki basis pemilih karena ada yang pernah menjabat sebagai kepala daerah dan ada juga yang masih menjabat saat ini.
Konstelasi politik saat ini disebut belum bisa ditakar terlalu jauh mengingat ke depan setelah Pemilu berlangsung akan mengalami perubahan. Terlebih intervensi koalisi yang memenangkan Pilpres 2024.
"Kalau bicara basis semuanya punya basis, punya modal untuk maju, tinggal nanti konstelasi polisi yang ada bagaimana dan dukungan politik yang mereka dapatkan. Sekali lagi nanti akan kita lihat siapa yang didukung partai dan bagaimana kecenderungannya. Karena soal menangnya nanti kita lihat konstelasi politiknya bagaimana atau konstelasi pemilih dan itu masih kita tunggu karena pasca Pilpres kan pasti akan berubah konstelasi politik," ujar Sukri. (suryadi-isak pasa'buan/C)