MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Hadirnya moda transportasi Bajaj di Kota Daeng diharapkan mampu menjadi salah satu solusi transportasi publik bagi masyarakat di Kota Makassar.
Hanya saja, sejumlah pihak meminta pemerintah mesti meninjau sejumlah pertimbangan terkait plus-minusnya kehadiran moda transportasi roda 3 tersebut.
Pasalnya saat ini di Kota Makassar sendiri memiliki banyak jenis layanan transportasi, baik dari angkutan subsidi pemerintah Teman Bus, angkutan berbasis aplikasi yang dikelola pihak Swasta hingga ojek pangkalan masih ada di beberapa titik Kota Makassar.
Hal itu tentu tak bisa dipisahkan dengan hadirnya bajaj tentu akan menambah volume kendaraan yang bakal mengalir di jalan tentu akan semakin padat.
Pengamat Transportasi dan Tata Ruang Kota UIN Alauddin Makassar, Nursyam As menyampaikan sejatinya angkutan umum diharapkan dapat menjadi solusi untuk efisiensi masyarakat dalam bermobilitas.
Hanya saja kata dia, meski dapat membawa lebih dari satu orang penumpang harapan untuk angkutan umum itu diharapkan mampu menjadi solusi pengurangan jumlah kendaraan dijalan raya dengan daya angkut yang terbilang banyak, namun untuk Bajaj sendiri secara ukuran hampir sama dengan ukurang mobil.
“Kota Makassar ini kan bisa dikatakan sebagai salah satu dari enam kota besar arus lalu lintasnya, terkait angkutan umum beberapa tahun terakhir ini bermunculan beberapa jenis angkutan umum, termasuk Bajaj seberapa banyak batas unit beroperasi yang bisa ditolerir,” paparnya kepada Rakyat Sulsel, Selasa (16/1/2024).
Ia membeberkan, beberapa tahun silam untuk jumlah Angkutan Kota (Pete-pete) awalnya diberi batasan dengan jumlah 5000 unit saja, namun jumlahnya itu juga tidak sesuai malah bertambah.