JAKARTA, RAKYATSULSEL - Singapura telah memastikan akan mendukung langkah internasionalisasi Universitas Muslim Indonesia (UMI). Hal ini ditegaskan oleh Duta Besar Singapura untuk Indonesia Kwok Fook Seng, didampingi Counsellor Duta Besar Singapur untuk RI Aaron Chee Haolun.
Penegasan Duta Besar Singapura ini diungkapkan saat menyambut kunjungan rombongan Pimpinan UMI ke kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia, Jalan. H. R. Rasuna Said, Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2024).
Rombongan pimpinan UMI terdiri Rektor UMI Prof. Dr. H Sufirman Rahman, SH, MH, Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI Prof. Dr. Mansyur Ramli, SE, M.Si, Wakil Rektor I, Dr. Ir. H. Hanafi Ashad, MT., I{PM., AseanEng., Wakil Rektor V, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad hattah Fattah, MS dan Kepala Humas, Protokoler dan Kerjasama UMI, Dr. Hj. Nurjannah Abna, M.Pd.
Duta besar Singapura Kwok Fook Seng dalam sambutannya menyampaikan sangat senang menyambut kehadiran Pimpinan UMI sebagai mitra penting.
“Saya sangat senang menyambut kehadiran pimpinan UMI yang telah banyak melaksanakan kerjasama dalam pengembangan SDM untuk masa depan”ujarnya.
Merespon program kerjasama yang telah dilaksanakan UMI dan National University Singapura dalam riset bersama peran dan kontribusi orang Makassar dalam sejarah dan peradaban maritim Singapura. Dubes mengatakan ada dua hal penting.
“Pertama manuscrif sangat menarik warga Bugis makassar dan Singapura untuk lebih dieratkan dan kedua kedua negara memiliki hubungan yang kuat dan dieratkan oleh sejarah. Sehingga sangat menarik untuk diteliti.
Kami sangat senang dan setuju dengan kerjasama yang terjalin UMI dan National University of Singapure (NUS) dan lembaga lainnya di Singapura. yang penting kita menghidupkan sejarah. Apa yang dilakukan di zaman dahulu untuk membuat masa depan kerjasama kedua negara lebih baik,” tegasnya.
Lanjut dikatakan, kami juga apresiasi Pimpinan UMI karena menyampaikan kepada kami berbagai program yang telah dilaksanakan kerjasama institusi pendidikan di Singapura. Seperti isu pengembangan SDM melalui beasiswa. Kami mendorong metode kolaborasi untuk pengembangan Sumber Daya Manusia.
“Program pengembangan SDM sebagai isu masa depan, merupakan hal penting, bagaimana menyiapkan sdm memiliki kesiapan untuk adaftif terhadap tantangan masa depan. Kita akan bantu fasilitasi. Untuk itu, harus direspon mulai sekarang dengan semangat kolaborasi”, ujarnya
“Beberapa isu kerjasama seperti pengambangan SDM melalui beasiswa. Kami mendorong metode kolaborasi untuk pengembangan Sumber Daya Manusia. Kita akan bantu fasilitasi dan mendorong pengembangan isu masa depan seperti adaptif terhadap teknologi dan kompetitif. Semua ini tantangan harus direspon mulai sekaeang dengan semnagat kolaborasi,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor UMI Prof Sufirman Rahman, mengungkapkan, terima kasih atas penerimaan Dubes Singapura untuk Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Prof, Sufirman menyampaikan beebrapa program kerjasama UMI (umi.ac.id) sebagai PTS terakreditasi UNGGUL pertama di Luar Pulau Jawa telah menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Singapura seprt5i NUS dan beberapa lembaga pendidikan lainya.
Implementasi diantara kerjasama tersebut telah berjalan, diantaranya riset bersama UMI dan NUS, berkaitan Peran orang Bugis-Makassar yang banyak mempengaruhi sejarah dan peradaban maritim di Singapura.
“ Silaturrahmi ini untuk lebih merekatkan silaturrahmi dengan Dubes Singapura sekaligus menyampaikan beberapa program kerjasama UMI dengan instiusi pendidikan di Singapura diantaranya National University Singpaura dengan riset yang berkaitan dengan sejarah dan perkembangan maritim Singapura dan Indonesia, juga peradaban Bugis-Makassar, seperti peran Bugis Makassar dalam perkembangan Singapura,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Promosi, Prof. Dr. Ir. H Muh Hattah Fattah, MS, menjelaskan, dalam kerjasama seperti pojek riset bersama, UMI telah membuka jaringn internasional di Singapure bersama sejumlah lembaga.
“Kami punya banyak jaringan pendidikan dan lembaga di Singapura dan sudah ada agreemen dengan NUS dan Persatuan Melalyu Singapura. Bersama NUS itu ada riset bersama soal Social Science,” jelasnya.