"Di mana ada pengungsi di situ ada Dinsos. Kami menjaga kesiapan dan ketersediaan makanan ini. Makanan ini harus sterisasi juga karena ada beberapa orang yang mungkin tidak bisa makan makanan yang sembarang," jelas Andi Pangerang.
Maka dari itu, Andi Pangerang mengaku berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar khususnya puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Manggala untuk melakukan pengecekan kesehatan terhadap para pengungsi.
Ia mengkhawatirkan ada pengungsi yang memiliki alergi ataupun larangan mengkonsumsi jenis makanan tertentu.
"Tolong dicek itu kurasi secara baik apakah dari sisi makanan ada yang terkendala. Kalau ada, kami akan menyesuaikan dengan bahan bahan makanan yang siapkan," jelas Andi Pangerang.
Sehingga, Andi Pangerang menyebut pihaknya dapat menyesuaikan jenis makanan yang disiapkan ke para pengungsi.
"Kami tidak mau pengungsi ada yang sakit hipertensi lalu kita menggunakan bahan makanan yang dapat mempengaruhi hipertensi. Sehingga tugasnya dinsos tidak hanya asal membuat makanan, kami juga menjaga makanan itu sehat bagi pengungsi," tutup Andi Pangerang.
Diketahui, Dinsos Kota Makassar menurunkan satu dapur umum di wilayah pengungsian di Masjid Jabal Nur Blok 10, Kecamatan Manggala. Dapur umum tersebut menjadi pusat untuk memback up tiga titik lokasi pengungsian yakni Masjid Jabal Nur, Masjid Al Muttaqin dan Masjid Makka Al Mukkaramah.
"Jadi memang betul ada tiga titik lokasi pengungsian, tapi radius jarak tidak terlalu jauh. Sehingga kami memutuskan untuk back up makanan untuk memusatkan untuk pembuatannya dan diantarkan di dua titik lainnya," tutup Andi Pangerang.
Andi Pangerang menambahkan jika nantinya para pengungsi terus bertambah, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Sulsel. (Shasa Anastasya/B)