MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kantor Bea Cukai Makassar mencatat realisasi penerimaan negara di tahun 2023 mencapai Rp278 Miliar dari Bea masuk, bea keluar dan cukai.
Penerimaan tersebut lebih tinggi dari tahun target sebelumnya yang berada di atas Rp226 Miliar atau tercapai 122,76 persen.
Data dari Bea Cukai Makassar, penerimaan tersebut diperoleh dari keseluruhan Bea Masuk di atas Rp197 Miliar dari target di atas Rp150 Miliar, Bea keluar diatas Rp30 Miliar dari target 19 Miliar dan Cukai mencapai Rp50 Miliar dari target Rp56 Miliar.
Kepala Bea Cukai Makassar, Zaeni Rokhman mengungkapkan meski Bea masuk dan bea keluar melampaui target, cukai mengalami penurunan penerimaan.
"Ini merupakan dampak dari pengendalian konsumsi rokok dan dan kenaikan tarif," ujarnya.
Selain cukai, penurunan jumlah eksportir di tahun 2023 juga terjadi. Di tahun 2022 jumlah eksportir mencapai 346 perusahaan, sedang di 2023 jumlah eksportir hanya 249 perusahaan dengan negara tujuan Australia, China, Arab, Amerika dan Jepang.
"Meski mengalami penurunan jumlah eksportir, jumlah devisa ekspor, eksportir UMKM dan jumlah dokumen ekspor mengalami kenaikan signifikan. Dengan produk penyumbang devisa terbesar adalah semen clinker, Fero nickel, produk olahan perikanan, kacang mete, rumput laut dan olahan kakao," jelas Zaeni.
Lebih lanjut, di tahun 2024 Kantor Bea Cukai Makassar menargetkan penerimaan Rp352 Miliar dengan rincian Bea Masuk sebesar Rp251 Miliar, Bea keluar Rp52 Miliar dan Cukai mencapai Rp42 M.
Target tersebut akan dibarengi dengan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti dengan pemerintah dan non pemerintah, perbankan, akademisi dan pihak terkait. Disamping itu perlu meningkatkan pelayanan dengan berbagai inovasi, peningkatan devisa ekspor, optimalisasi penggunaan fasilitas kepabeanan bagi pengguna jasa, optimalisasi program hilirisasi dan devisa produk ekspor serta penguatan pengawasan NPP, Cukai dan Pabean.
"Ke depan kami akan melakukan peningkatan pengawasan di 2024 terkait penyelundupan bahan ilegal. Tentu tidak mungkin beacukai Makassar bekerja sendiri, namun kolaborasi Kementrian dibutuhkan sebab cover areanya luas dan tidak semua bisa kita jangkau. Kendala pengawasan ada salah satunya anggaran yang semakin turun. Namun kita akan coba dengan kerja secara cerdas khusunya transmisi melalui paket kiriman dari agensi ekspedisi," tutupnya. (Hikmah/B)