MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejak kepemimpinan Prof. Dr. Sufirman Rahman, SH, MH menjadi Direktur PPs UMI dan dipercayalan menjadi Rektor inovasi dan program unggulan terus ditingkatkan.
Saat menjadi Rektor UMI belum cukup 2 bulan. UMI baru-baru kembali mengantongi akreditasi institusi 'Unggul'. Penyematan status ini sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT No. 1090/SK/BAN-PT/Ak.Ppj/PT/XII/2023 di Jakarta, 05 Desember 2023.
Kini Guru besar Hukum yang masih berstatus sebagai Direktur PPs UMI itu membuat terobosan baru di Unit Program Magiter dan Doktor. Pasalnya kurang lebih 30 tahun sejak PPs UMI beroperasi tahun 1994. Berganti kepemimpinan.
Kini ditahun 2024, PPs menerapkan program pencerahan Qalbu bagi mahasiswa S2 dan S3. Padahal selama ini, program pembinaan karakter ini hanya berlaku bagi mahasiswa Strata Satu (S1) di Pesantren Darul Mukhlisin UMI Padang Lampe.
Suasan berbeda terlihat saat pembukaan pencerhan qalbu PPs UMI, Jumat (19/1/2024) di Gedung PPs UMI. AdapunTema "Pendidikan karakter moral dan kinerja". Hal ini sesuai dengan program yang telah dicanangkan Prof Sufirman saat mencalonkan sebagai Direktur PPs kala itu.
"Program pencerahan qalbu sangat femonental, karena sejak berdiri PPs UMI tahun 1994 hampir 30 tahun. Sejak angkata pertama samapi saat ini dirancang role model pencerahan qalbu bagi S2 dan S3. Baru terlaksana di tahun 2024," kata Prof. Sufirman selaku Rektor UMI membuka kegiatan tersebut.
"Artinya, di jaman saya (Sufirman) program ini bisa terelisasi. Padahal sudah banyak berganti kepemimpinan sebelumnya. Tentu kegiatan ini dibidangi pak Asdir IV, dia mampu menjalankan program ini," sambung Prof. Sufirman.
Ia menyampaikan, meskipun Asdir IV Prof. Dr. Baso Amang SE, M.Si bukan berlatar belakang Sarjana Agama. Tapi mampu menunjukan interkonektivitas keilmuan yang tepat. Maka ini membuktikan tidak ada polarisasi antara agama dan ilmu, sehingga tidak ada dikotomi.
Ia menjelaskan jika dilakukan pencerahan qalbu tingkat S1 berbeda dengan di S2 dan 23. Pasalnya yang menempu pendidikan di PPs sangat heterogen. Sehingga konsep yang diterapkan juga berbeda-beda.
"Mahasiswa di PPs (S2 dan S3) sangat heterogen, dari segi agama dan keyakinan yang dianut, juga faktor usia lintas generasi, serta karakteristik punya profesi pekerjaan, tempat asal tidak konsentrasi satu daerah," tuturnya.
Prof Sufirman menambahkan, tujuan dilakukan pencerahan qalbu ini membentuk karakter mahasiswa UMI yang cerdas, dengan luaran alumni sesuai visi UMI yakni menghasilkan sarjana Magsister dan Doktor berilmu amaliah, beramal ilmiah dan berakhlakul karimah serta berdaya saing tinggi.
"Maka mahasiswa dalam semua jenjang ilmunya adalah dapat diamalkan. Kita ingin bentuk karakter berakhlakul karrimah, karena berkaitan etika, budi pekerja. Maka akhlak dan perbuatan sesuai syariat Islam," tukasnya.
Pada kesempatan ini, selaku panitia penyelenggara pencerahan qalbu. Prof. Dr. Baso Amang, M.Si, mengatakan, kegiatan ini merupakan angkatan pertama. Menurutnya, ini bagian dari program civitas akademika di lingkup PPs UMI. Dimana diikuti oleh 763 orang mahasiswa berstatus Magister dan Doktor.
"Kami laporkan, kegiatan pertama ini diikuti oleh 763 mahasiswa S2 dan S3. Yang ikut Offline 51 orang dari 16 prodi, selebihnya ikut online," katanya. (YADI/B)