JAKARTA, RAKYATSULSEL - Pada Debat Cawapres yang berlangsung pada Ahad malam, 21 Januari 2024, calon wakil presiden (Cawapres) nomor dua, Gibran Rakabuming Raka, menghadirkan nuansa tajam dengan menyindir pesaingnya, Muhaimin Iskandar. Moment tersebut, yang dapat disaksikan secara daring melalui kanal resmi YouTube KPU, menjadi sorotan publik.
Dalam tanggapannya terhadap pertanyaan strategi menghadapi dampak perubahan iklim terhadap produksi dan kualitas gizi pangan, Gibran mengejek dengan nada santai, "Enak banget ya Gus, jawabnya sambil baca catatan." Sarcasm yang disampaikan dengan humor ini membuat Debat Cawapres semakin menarik bagi pemirsa.
Gibran kemudian memaparkan strategi kuncinya, yaitu melalui ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian. Sebagai contoh, dia merujuk pada pembangunan pabrik pupuk di Fakfak, Papua, yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Selain itu, ia menekankan pentingnya mekanisasi dan keterlibatan generasi muda melalui smart farming, pemanfaatan Internet of Things (IoT) untuk monitoring tanah, dan penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida.
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar menyoroti isu air dan irigasi dalam lahan pertanian, bahkan tanpa adanya krisis iklim. Dia juga menekankan bahwa petani harus lebih aktif dilibatkan dalam pengadaan pangan nasional, menyinggung ketidakpartisipasian petani yang hanya melibatkan korporasi.
"Ini yang harus kita ubah, kita ingin melihat bahwa potensi petani dan seluruh produk-produknya masih sangat luar biasa," ujar Muhaimin dalam sesi yang sama.
Cawapres nomor satu ini menyuarakan perlunya reformasi dalam pengadaan lahan, memberikan pupuk yang terjangkau kepada petani, dan memastikan bahwa program perlindungan gagal tanam berjalan dengan baik. Muhaimin juga menekankan pentingnya pengembangan irigasi dan melibatkan desa-desa sebagai bagian integral dari kesatuan pengadaan pangan.
Debat Cawapres kali ini tidak hanya memberikan pandangan beragam mengenai isu-isu krusial, tetapi juga memperlihatkan dinamika dan kecerdasan verbal para calon wakil presiden dalam menyikapi tantangan pembangunan pertanian di tengah kompleksitas masalah iklim dan pangan nasional.