Dia menyebutkan, ini merupakan isu yang secara konsisten dihadapi oleh bangsa Indonesia tanpa pernah ada pemimpin yang menawarkan kebijakan permanen dan berkelanjutan.
"Isu ini juga penting, tetapi selama ini tidak pernah ditangani serius," tuturnya.
Kendati demikian, dia mengatakan, saat debat kita dapat melihat diatas panggung para cawapres memperlihatkan karakter asli dari masing-masing figur.
Pertama, Muhaimin Iskandar, nampaknya konsisten dengan sikap yang tenang dan reaktif. Ia sebenarnya tidak berinisiatif menyerang, tetapi ia menyerang balik ketika diserang.
"Ini terlihat pada saat sesi bertanya kepada Gibran Rakabuming Raka," ungkap mantan Kabag Humas Unhas itu.
Poin kedua, figur Gibran Rakabuming Raka sebagai anak muda yang usil juga terlihat pada sesi debat semalam. Ini terlihat betapa ia masih sangat hijau dan "kekanak-kanakan".
"Gaya gimmick yang ditunjukkan Gibran sangat tidak tepat dipertontonkan di forum debat resmi. Mungkin gaya ini cocok dalam debat informal, tapi dalam forum resmi, ia harusnya menahan diri," terang Ishaq.
Lanjut dia, poin ketiga, karakter Mahfud MD juga terlihat ketika ia tampak sedikit lepas kendali dan balik merendahkan kualitas pertanyaan Gibran. Bahkan ia memutuskan tidak mau menjawab, dengan menyebut ini pertanyaan receh.