MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketersediaan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere Makassar mulai berkurang imbas cuaca ekstrem yang melanda Kota Makassar selama sepekan.
Curah hujan yang tinggi disertai angin kencang mengakibatkan para nelayan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di laut.
Meski begitu, Kepala TPI Paotere, Abbas memastikan kebutuhan masyarakat terhadap ikan dapat terpenuhi.
Abbas mengaku TPI Paotere memiliki tempat penyimpanan atau cool storage berkapasitas 100 ton untuk menampung ikan-ikan dari suplayer.
"Jadi kalau untuk mengantisipasinya itu ada kita punya stok cool storage yang secara mobile, kalau seumpama sewaktu-waktu, cuaca kurang mendukung," terang Abbas.
Apalagi, kata Abbas, TPI Paotere merupakan pusat distribusi pelelangan ikan di Sulsel.
"Ada stok kita yang ada di daerah-daerah, karena TPI Paotere ini sebenarnya pusat distribusi kita, mulai dari Luwu Timur dan wilayah lainnya di Sulsel yang punya potensi perikanan itu muaranya jatuhnya ke Makassar," jelas Abbas.
Abbas pun memprediksi kondisi ketersediaan ikan akan kembali normal di akhir bulan Februari mendatang.
Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar mengimbau para nelayan untuk memperhatikan cuaca saat akan melaut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Hendra Hakamuddin mengatakan, sekarang ini situasi cuaca kurang baik untuk melakukan pekerjaan di laut dikarenakan angin kencang.
"Dihimbau kepada nelayan untuk memperhatikan situasi dan cuaca, kalau memang tidak memungkinkan jangan dipaksakan karena diawal musim kemarin sudah ada korbannya," himbau Hendra.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan agar semua masyarakat Kota Makassar untuk tetap waspada terhadap cuaca buruk hingga musim hujan berakhir.
Pasalnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar telah menyampaikan musim hujan akan berakhir di bulan dua yang akan datang.
"Kita harus waspada karena BMKG menyampaikan musim hujan berakhir di bulan dua, jadi sepanjang ini kita tetap harus waspada bencana banjir dan angin kencang," ungkap Hendra. (Shasa/B)