JAKARTA, RAKYATSULSEL - Timnas AMIN menyesalkan sikap kekuasaan yang disinyalir menjadi dalang di balik pencabutan izin acara "Desak Anies" yang rencananya digelar di Museum Diponegoro Sasana Wiratama, Yogyakarta, Selasa (23/1/2024).
Juru Bicara Timnas AMIN, Muhammad Ramli Rahim mengatakan, upaya menggagalkan acara Desak Anies dengan melakukan pencabutan izin secara mendadak kegiatan kampanye capres nomor urut 1, Anies Baswedan sering terjadi. Sebelum di Yogyakarta, juga pernah terjadi di Padang, NTB, dan banyak tempat lainnya.
"Saya kira ini bagian dari ketakutan antek-antek kekuasaan yang takut untuk terjadinya dua putaran, jadi semua tekanan dilakukan. Tentu kami sangat menyesalkan itu," ujarnya kepada wartawan, Selasa, 23 Januari.
Tekanan yang dialami AMIN sejauh ini, ditegaskan Ramli, makin hari memang makin terasa. Hal itu terjadi lantaran adanya ketakutan besar dari kekuasaan.
"Kami mendapatkan informasi dan punya bukti-bukti bagaimana kepala desa ditekan, KUA ditekan, PKH ditekan. Dan kemudian sekarang kegiatan-kegiatan tersebut dicabut izinnya mendadak," tegasnya.
Pencabutan izin acara Anies dikatakan Ramli adalah masalah yang besar. Lantaran peserta pasti akan merasa kecewa. Belum lagi salah alamat, jikalau acara kemudian dialihakan secara mendadak.
"Seperti di NTB itu, semua sudah lengkap dan tiba-tiba ijinnya dicabut. Berpindah acaranya. Begitu juga ini di Jogja, sudah ada izinnya, persiapan baik, tiba-tiba dicabut," sesalnya.
Harusnya, ditegaskan Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) ini, jika memang sebuah acara tidak diizinkan, harus sejak awal disampaikan. Jangan sudah diberi izin, dikasih harapan dan kepastian, tiba-tiba batal.
Meski begitu, menurut Ramli, upaya kecurangan yang dilakukan kekuasaan ini sesungguhnya sia-sia. Karena itu, tidak akan menciutkan semangat perjuangan para relawan, tim kerja, bahkan Anies Baswedan dan Cak Imin sendiri.
"Buat kami justru itu adalah bagian dari tantangan, karena sejak awal Pak Anies mengatakan jalan kita mendaki. Kadang ada duri, itu hal biasa harus dihadapi," tandasnya. (Fajar/*)