MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Perbaikan infrastruktur yang menjadi prioritas Pemerintah Kota Makassar di tahun 2024 yakni ducting sharing atau pemindahan kabel ke bawah tanah memasuki tahapan penyusunan.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar tengah menunggu desain dan persyaratan administrasi ducting sharing ini rampung.
"Iya. Kami tetap secara administrasi akan melaporkan ke pimpinan. Tetap kami diskusikan. Apalagi pemindahan kabel ini dari atas ke bawah. Kita tetap mengacu ke regulasi-regulasi yang ada," ucap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Pekerja Umum (Kabid PU) Kota Makassar, Muhammad Rissal, Kamis (25/1/2024).
Rissal, sapaan akrabnya, mengatakan pihaknya tengah melakukan pemetaan untuk ducting sharing ini.
"Jadi nanti akan dikerjakan per zona, ada beberapa zona di Kota Makassar. Kami usahakan pengerjaan ducting sharing dilakukan secepatnya," jelas Rissal.
Rissal mengatakan idealnya pengerjaan ducting sharing dapat dilakukan pada Maret mendatang.
Alasannya, mempertimbangkan faktor cuaca yang terjadi saat ini. Di mana, beberapa waktu terakhir Kota Makassar dilanda cuaca ekstrem yang diprediksi akan berlangsung hingga Februari mendatang.
"Makanya kami menunggu juga itu. Artinya tidak serta merta. Apalagi kondisi cuaca saat ini belum bagus. Tetap kami lihat kondisi cuaca pada saat pembangunan. Pembangunan Ducting Sharing berpotensi dilaksanakan pada Bulan Maret," ujar Rissal.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto mengatakan di tahun 2024 akan fokus juga pada penataan utilitas di Kota Makassar.
Pasalnya, yang terjadi saat ini kabel-kabel fiber optik yang semrawut. Agar tidak semrawut maka kabel-kabel yang berada di atas akan ditata di saluran bawah tanah.
"Coba liat ini kabel sekarang kacau sekali," ucap Danny, beberapa waktu lalu.
Ia pun menambahkan bahwa kabel-kabel fiber optik yang selama ini berada di udara (atas) sebenarnya melanggar karena dalam perjanjian retribusi itu adalah berada disaluran bawah tanah.
"Makanya saya minta pernyataan harus masuk ke bawah, karena kalau diatas itu melanggar karena jenis retribusinya adalah sewa bawah tanah tapi di udara berarti kan salah, itu tidak sesuai kenyataan," jelas Danny.
Meski begitu, Danny mengatakan agar melakukan penataan saluran bawah tanah untuk kabel fiber optik membutuhkan biaya yang cukup besar yaitu sekitar Rp500 miliar. Karena, selain kabel yang dipindahkan tetapi akan disiapkan sekaligus dengan sambungan ke rumah-rumah.
Danny juga mengatakan penataan utilitas di Kota Makassar yang baik ini nantinya akan menjadi legacy (warisan) dari kepemimpinanannya di Kota Makassar.
"Kita siapkan sambungan rumah sekaligus kita benahi pedestariannya, agar tidak diubah-ubah lagi. Kita punya kemampuan Rp500 M, saya porsir kesitu supaya itu jadi legacy saya tidak ada lagi kabel-kabel diatas," terang Danny. (Shasa/B)