Awing juga menekankan bahwa keberadaan KUPS sangat bermanfaat dalam menjaga hutan, terutama jika potensi hutan yang luar biasa digarap dengan maksimal.
"Jika dimanfaatkan secara optimal, masyarakat akan merasakan kesejahteraan. Pinus, yang telah mendampingi selama satu tahun awalnya, membantu mereka memproduksi secara manual. Kami memberikan edukasi, melakukan pemetaan kebutuhan kelompok, dan hasilnya, produk seperti gula aren semut kini luar biasa. Mitra kami sangat responsif terhadap kerjasama ini dan dapat menjadi garda terdepan serta mencapai kesejahteraan," tambahnya.
Sarmila, Ketua KUPS Desa Bonto Manurung Maros, menyatakan bahwa dampak positif dari pendampingan dirasakannya secara nyata. Produksi gula semut yang dikerjakannya meningkat sekitar 100 kilogram per bulan setelah mendapatkan pendampingan.
"Saat ini, kami telah mampu menghasilkan 300 kilogram per bulan dan telah menjualnya di daerah lokal, Shopee, dan TokoPedia. Pendampingan yang kami terima mencakup bantuan peralatan dan dukungan," ungkapnya.
Riska, seorang pendamping KUPS, menyampaikan kesulitan yang dihadapi terkait dengan stereotip masyarakat yang menganggap bahwa perempuan hanya cocok bekerja di dapur.
"Kendala utama adalah perempuan yang seringkali tidak memiliki waktu luang untuk ikut dalam kegiatan sosial, karena kesibukan dengan pekerjaan rumah tangga. Penting untuk mengatasi stereotip ini," pungkasnya.