MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Sulawesi Selatan dan Komisi Pemilihan Umum Sulsel menggelar dekalrasi pemilu damau yang melibatkan siswa Sekolah Menengah Atas dan sederajat, kemarin. Mereka adalah pemilih pemula yang suaranya akan menentukan partisipasi pemilih sekaligus menjadi penentu arah politik nasional ke depan.
Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menyampaikan saat ini jumlah pemilih pemula terbilang banyak dengan perkiraan angka mencapai 100 ribu orang. Hal itu, kata dia, bisa mempengaruhi partisipasi pemilih pada puncak pemilu, 14 Februari nanti.
"Hari ini kita laksanakan kegiatan untuk deklarasi pemilu damai. Sekitar seratus ribu siswa/siswi yang jadi pemilih pemula. Cukup besar pemilih pemula di Sulsel bisa mempengaruhi partisipasi pemilih 2024," ujar Bahtiar.
Menurut dia, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Sulsel sebanyak 6.670.582 dengan rincian laki-laki 3.244.626, perempuan 3.425.956. Pada Pemilu 2019, partisipasi pemilih di Sulsel lalu sebesar 78,1 persen.
"Tahun ini ditargetkan meningkat hingga 80 persen," ujar Bahtiar.
Bahtiar berharap, partisipasi pemilih di Sulsel bisa meningkat dan diharapkan seluruh elemen masyarakat bisa menggunakan hak suara pada hari memilih nanti.
Ketua KPU Sulsel Hasbullah, mengatakan pihaknya berupaya memberi pemahaman kepada warga negara yang masih berusia 17 tahun agar dapat berpartisipasi pada pemilu dengan menggunakan hak pilihnya.
"Deklarasi Putih Abu-abu ini adalah cara pemerintah meminta kepada siswa untuk ikut serta di hari pemilihan nanti. Ini adalah kegiatan positif menjelang pemilu," kata Hasbullah.
Menurut dia, siswa yang telah berusia 17 tahun, akan diberikan surat pemberitahuan memilih sebagai bukti atau pengganti KTP.
"Nanti akan ada surat yang diberikan, yang kemudian dibawa saat memilih," beber dia.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Andi Rian R. Djajadi mengapresiasi deklarasi terhadap pemilih pemula ini.
"Saya menilai kegiatan ini sebagai langkah yang positif dalam memantapkan situasi Kamtibmas di Sulsel melalui pelibatan seluruh elemen masyarakat. Siswa SMA yang tergabung dalam Forum OSIS se-Sulsel sama sama mendeklarasikan Pemilu Damai 2024," kata Rian.
Menurut Rian, deklarasi tersebut menyepakasi pelaksanaan dan mensukseskan pemilu damai dengan aman, nyaman dan adil. Selain itu, pemilu dapat berjalan tanpa penyebaran berita bohong dan isu negatif yang bersifat provokatif.
Salah seorang siswa yang menjadi peserta deklarasi pemilu damai Putih Abu-abu, Muhammad Abtar mengatakan punya kesan tersendiri sebagai pemilih pemula pada Pemilu 2024. Menurut dia, sebelumnya hanya dapat melihat pesta demokrasi namun dan saat ini telah menjadi bagian dari pihak yang terlibat langsung di pemilu.
“Kami sangat antusias karena kami baru pertama kali menggunakan hak pilih," ujar siswa dari SMA Negeri 9 Makassar itu.
Menurut dia, sebagai kalangan anak muda, pihaknya berperan untuk menyampaikan hal-hal positif di media sosial terkait dengan kepemiluan.
"Kami juga mengajak teman-teman untuk menjadi peserta pemilu yang amanah sesuai dengan deklarasi ini. Kami juga masih adaptasi mengenai isu-isu politik yang terjadi di negeri ini,” imbuh Ketua Umum OSIS SMA se-Sulsel itu.
DPT Belum Punya e-KTP
Sementara itu, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Sulsel gencar melakukan perekaman e-KTP untuk masyarakat yang sudah memiliki usia 17 tahun ke atas yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Kepala Dinas Disdukcapil Sulsel, Iqbal Suhaeb mengatakan berdasarkan data pemilih tetap di Sulsel dengan jumlah 6.670.582 orang persentase yang sudah memiliki KTP elektronik itu sebesar 99,36 persen. Data tersebut merupakan data per 31 desember 2023 dengan jumlah sekira 42.956 orang se-Sulsel dari semua usia.
“Ada juga yang sudah lewat dari 17 tahun tetapi belum memiliki KTP Elektronik, dan kami juga gencar melakukan perekaman di sekolah,” ujar Iqbal.
Menurut dia, pihaknya melakukan gerakan jemput bola ke wilayah yang menjadi titik penting untuk dilakukan perekaman KTP. Dia mencontohkan wilayah di Karomba, Kabupaten Pinrang yang berbatasan dengan Tana Toraja. Begitu pula daerah Pangkep dan Kepulauan Selayar.
Iqbal membeberkan, untuk perekaman KTP elektronik yang dilakukan oleh pihaknya itu dalam beberapa waktu terakhir diharapkan dapat menuntaskan persoalan masyarakat dengan 17 tahun keatas untuk dapat memiliki KTP.
“Dalam satu bulan ini kami genjot perekaman, sekarang sisa 0,25 persen data per hari ini, sisa 10 ribuan orang dari jumlah DPT,” beber dia.
Hal itu menjadi harapannya agar masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya pada pemilu yang akan segera terselenggara. Apalagi kewajiban administrasi kartu tanda penduduk juga dibutuhkan pada urusan-urusan tertentu. (abu hamzah/C)