MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar debat terakhir Pilpres 2024 pada Minggu, 4 Februari 2024, di JCC Senayan, Jakarta Pusat. Debat ini akan menjadi debat pamungkas para calon presiden (Capres), mengingat hari pencoblosan tinggal beberapa hari lagi.
Tema debat terakhir adalah "Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi". Debat akan dipandu oleh dua moderator, yakni Andromeda Mercury dan Dwi Anggia. Adapun panelis debat ada 12 dari berbagai kalangan.
Lantas, bagaimana tanggapan selaku akademisi tentang debat terakhir? Apa yang menjadi fokus ketiga calon presiden, dan apakah debat dapat meningkatkan elektoral?
Dosen Fisip Unismuh Makassar, Dr. Andi Luhur Prianto, menyatakan bahwa debat kandidat terakhir besok berlangsung dalam konstelasi politik yang menegangkan.
"Kemungkinan terjadi Pilpres 1 atau 2 putaran. Di luar semua usaha kampanye langsung, performa debat dianggap bisa mempengaruhi hasil akhir," ujarnya, Sabtu (3/2/2024).
Wakil Dekan I Fisip Unismuh itu melanjutkan, terutama karena angka undecided voters juga masih menentukan arah putaran Pilpres.
Menurutnya, mempertimbangkan situasi eksternal seperti itu, debat ke-5 ini bisa menjadi anti-klimaks perdebatan sebelumnya.
"Kontestan akan menahan diri dan lebih fokus pada aspek persuasi, tampil berhati-hati untuk menghindari blunder," tutur pria yang resmi menyandang gelar Doktor dengan disertasi berjudul "Seleksi Kandidat Kepala Daerah di Partai Politik" (Kajian Rational Choice Institutionalism pada Pemilihan kepala daerah di Sulsel 2020) di Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Mantan Wakil Dekan II Fisip Unismuh menilai bahwa pasangan kandidat yang sementara leading di survey akan tampil hati-hati dan menghindari blunder. Pendekatannya bukan lagi menjual, tetapi mempersuasi pemilih. Memenangkan kontestasi lebih penting daripada memenangkan debat.
"Sementara bagi pasangan yang tertinggal di rating survey, kesempatan debat akan digunakan untuk menghajar kompetitor. Kontestan ini akan tampil dengan semangat nothing to lose, sambil berharap kemungkinan drama dan gimmick lawan menjadi blunder fatal," tukasnya.
Diketahui, ada 12 orang panelis debat kelima Pilpres 2024, antara lain;
- Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Aminuddin Syam, SKM, M.Kes, M.Med.Ed.
- Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Periode 2022-2026; Prof. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D.
- Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2023-2027; Bahruddin.
- Inisiator Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah dan Anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah (BAN POM); Damar Juniarto, S.Sos.
- Akademisi di UPN Veteran Jakarta- Pendiri PIKAT Demokrasi dan Penasihat Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet); Prof. Dr. Emiritus PM Laksono Ph.D.
- Guru Besar Antropolog, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada; Imam Prasodjo- Sosiolog Universitas Indonesia; Onno Widodo Purbo, PhD.
- Ahli Teknologi Informasi/Wakil Rektor Institut Teknologi Tangerang Selatan; Dra. Reni Kusumowardhani M.PSI., Psikolog.
- Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI); Timboel Siregar, S.SI, SH, MM.
- Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI)- Koordinator Advokasi BPIS Watch; Tolhas Damanik, M.Ed.
- Penasihat Hak Disabilitas pada General Election Network for Disability Access (AGENDA)- Aktivis Disabilitas; Drs. Tukiman Tarunasayoga MS, Ph.D.
- Dosen Pascasarjana Program Penyuluhan Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta- Dosen Program Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang; Prof. Dr. Vina Adriany, M.Ed, Ph.D.
- Guru Besar di bidang PAUD dan Gender, Universitas Pendidikan Indonesia.
Informasi sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI membuka kemungkinan calon presiden (capres) didampingi calon wakil presiden (cawapres) saat menyampaikan pernyataan penutup (closing statement) di segmen keenam Debat Kelima Pilpres 2024.
Biasanya, capres tidak didampingi pasangannya saat sesi terakhir debat. Kaitan hal ini, Anggota KPU RI August Mellaz mengatakan pihaknya masih mendiskusikan kemungkinan bagi capres didampingi cawapres saat penyampaian closing statement. Debat edisi kelima itu dikhususkan untuk capres.
"Bisa saja, tidak ada persoalan tanpa mengurangi substansi apapun. Karena ini kan bagian dari visi-misi, bagian dari penutup. Itu bisa saja dilakukan," ujarnya. (Yadi/B)