MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Jelang hari pencoblosan Pemilu yang tinggal 10 hari, tepatnya 14 Februari 2024, sejumlah Rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia (FRI) menggelar deklarasi Pemilu Aman dan Damai di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Deklarasi yang digelar, Sabtu (3/2/2024) malam, diikuti 12 pengurus FRI dan dipimpin oleh Ketua FRI Nurhasan di Hotel Unhas, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar.
Nurhasan mengajak seluruh kampus di Indonesia untuk bersama-sama menjaga kekondusifan jelang Pemilu.
"Kampus bukan tempat memecah belah, sebaiknya kampus menjadi menjaga kekondusifan dan turut memberikan edukasi kepada komponen bangsa," ujar Nurhasan mewakili beberapa rektor yang hadir.
Nurhasan yang juga merupakan Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu menyebut, ada 4.000 rektor dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam FRI, terdiri dari kampus swasta dan negeri, yang mendeklarasikan Pemilu Damai dan Aman.
Sementara Rektor Unhas Makassar, Jamaluddin Jompa selaku tuan rumah kegiatan mengatakan, deklarasi ini untuk menyikapi pesta demokrasi yang akan berlangsung 10 hari lagi yang diharapkan akan berjalan aman dan damai.
Jamaluddin juga menegaskan deklarasi damai yang digelar ini telah diketahui oleh pengurus dan anggota FRI.
"Ini adalah suatu bagian dari sikap dari para pengurus Forum Rektor Indonesia untuk menghadapi Pemilu yang kita harapkan berjalan dengan baik, berjalan dengan aman damai, penuh kekeluargaan, dan penuh kegembiraan," ujar Jamaluddin.
Senada dengan itu, Rektor Universitas Balikpapan, Isradi Zainal mengatakan deklarasi ini digelar dengan maksud agar Pemilu yang tinggal menghitung hari berjalan dengan damai. Juga bentuk kepedulian terhadap bangsa.
"Inikan kondisi menghadapi pemilu, jadi mereka mengimbau secara umum bagaimana, tentu kita sebagai orang-orang yang peduli terhadap bangsa," sebut Isradi.
"Jadi mereka peduli terhadap misi kebangsaan, sehingga Indonesia menghimbau Pemilu bisa berlangsung dengan damai," sambungnya.
Ia pun mengaku, apa yang dilakukan ini sebagai kaidah atau norma agar tidak adanya perpecahan dalam demokrasi Pemilu.
Hak-hak demokrasi tiap warga negara kata dia harus dihargai, maka dari itu semua masyarakat harus saling menghormati dan menghargai untuk kebaikan bersama.
"Ini sebenarnya normatif aja, supaya kita tidak terpecah belah, supaya kita selesaikan dengan mekanisme demokrasi, memang normatif supaya untuk kebaikan pasti hasilnya harus baik. Jangan sampai hoax dengan hal-hal yang tidak sesuai. Tentu kita melaju ke situ. Saya selalu menganggap, siapapun itu, warga kampus itu selalu didasari dengan berbuat baik semua didasari dengan niat baik dan kita semuanya berniat baik," sebutnya.
Adapun isi atau poin-poin pernyataan sikap dalam deklarasi yang digelar Forum Rektor Indonesia yakni:
- Mengajak segenap komponen bangsa untuk menyukseskan Pemilu 2024 yang aman dan damai.
- Menolak segala bentuk upaya provokasi yang dapat memecah belah persaudaraan serta tindakan yang mencederai pesta demokrasi.
- Bersama-sama menangkal berita hoaks dan ujaran kebencian yang dapat mengganggu jalannya Pemilu 2024.
- Warga negara yang mempunyai hak pilih, agar menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani dan tidak golput. Kita harus menghargai perbedaan pilihan setiap orang.
- Kampus bukan tempat memecah belah, sebaliknya kampus menjaga kondusifitas dan turut memberikan edukasi kepada komponen bangsa demi terciptanya Pemilu yang jujur, adil, aman, dan damai.
(Isak Pasabuan/Raksul/B)