MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah, menyatakan bahwa debat Capres merupakan momen yang sangat ditunggu oleh para pemilih, terutama pada debat terakhir yang berlangsung Minggu malam kemarin. Pada saat ini, pemilih ingin melihat performa dari para jagoan paslonnya dan memantapkan pilihan mereka.
"Karena dari beberapa hasil survei, terlihat bahwa sebagian besar pemilih akan memantapkan pilihannya paling cepat seminggu sebelum hari pencoblosan," ujarnya.
Asratillah melihat bahwa dalam debat kali ini, Anies, yang biasanya getol mendebat Prabowo, mengambil posisi yang agak lebih tenang. Namun, ia mencatat bahwa pernyataan Anies terkait distribusi Bansos dianggap melanggar aturan dan mengalami personalisasi di tingkat bawah.
Sementara itu, Asratillah menilai Ganjar tampil lebih agresif, terutama pada sesi close statement. "Saat Ganjar menyinggung bahwa jangan memilih capres yang punya rekam jejak melanggar HAM dan mengangkangi Konstitusi, sedang menyinggung Paslon nomor 2," tuturnya.
Asratillah menyebut bahwa pengaruh elektoral dari debat Capres kali ini akan berbeda untuk setiap paslon, tergantung pada segmen pemilihnya.
“Wacana yang disampaikan Anies dan Ganjar cukup mudah dimengerti oleh segmen menengah ke atas, tapi agak sulit dipahami oleh segmen menengah ke bawah. Pasangan paslon 02 dengan diksinya yang banyak menyinggung urusan ‘perut’, akan cukup menarik perhatian segmen masyarakat menengah ke bawah," jelasnya. (Fahrullah/B)